Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Abaikan Bahaya, Warga Masih Melintas di Jembatan Junjung Tulungagung yang Nyaris Runtuh ke Sungai

Warga masih nekat mengabaikan bahaya dan melintasi Jembatan Junjung di Sumbergempol Tulungagung yang nyaris runtuh ke sungai

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
NYARIS RUNTUH - Warga masih melintas di atas jembatan Junjung di Desa Junjung, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang nyaris ambrol, Senin (17/3/2025). Jembatan ini patah karena banjir bandang yang terjadi 16 Desember 2024 lalu, akibat berton-ton material dari Kecamatan Kalidawir yang menutup aliran sungai. (Tribunmataraman.com/David Yohanes) 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Warga yang mengendarai sepeda motor masih lalu lalang di atas Jembatan Junjung di Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, kabupaten Tulungagung. 

Padahal jembatan ini sudah patah karena fondasi tengahnya ambles, dan lantai jembatan nyaris jatuh ke sungai.

Seolah tak peduli dengan kekuatan jembatan, warga tetap menyeberang dari kedua arah.

Baca juga: Jadwal Buka Puasa di Tulungagung Jatim Hari ini, Selasa 18 Maret 2025

Jembatan ini penghubung Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu di bagian selatan sungai, dan desa Junjung di bagian utara.

Jembatan ini nyaris ambrol karena bencana alam pada 16 Desember 2025 silam.

Bagian tengah jembatan retak, hanya menyisakan sekitar 1 meter yang masih terhubung.

Bagian ini yang dilewati para pemotor, meski kanan dan kirinya lubang menganga.

"Sebenarnya warga sudah memasang blokade di kedua arah, tapi disingkirkan," ucap Maliki, salah satu warga desa setempat.

Maliki khawatir kondisi kondisi jembatan semakin parah sehingga membahayakan warga yang nekat melintas.

Karena itu ia akan mengusulkan jembatan ini ditutup total menjelang lebaran nanti.

Dengan jumlah kendaraan yang tinggi saat Idul Fitri, dikhawatirkan jembatan makin rapuh dan ambrol.

"Kalau terjadi bencana, siapa yang mau tanggung jawab? Lebih baik ditutup untuk antisipasi," ujarnya.

Yang melintasi jembatan yang nyaris ambrol bukan hanya warga sekitar, warga dari daerah lain, seperti pedagang, kurir dan pelajar.

Salah satu alasannya karena jika tidak lewat jembatan ini, mereka memutar sejauh sekitar 3 km.

Ada juga jalur lain yang melalui perkampungan, namun jalannya berkelok lebih sempit sehingga waktu tempuhnya juga lebih lama.

"Paling cepat memang lewar jembatan ini," ujar Dimas yang dalam perjalanan dari Trenggalek ke Kecamatan Ngunut.

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Tulungagung, Dwi Hari Subagyo, meminta masyarakat tidak melintasi Jembatan Junjung.

Menurutnya, dengan kerusakan saat ini kekuatan jembatan tidak terukur.

Dikhawatirkan karena banyak sepeda motor yang melintas, semakin hari kekuatannya semakin rapuh dan risiko runtuh.

"Kalau sampai runtuh, siapa yang akan bertanggung jawab? Makanya ditutup supaya tidak membahayakan warga," katanya.

Sebelumnya jembatan ini akan diperbaiki dari dana Belanja Tak Terduga (BTT) Pemprov Jatim.

Namun karena ada kebijakan efisiensi anggaran, rencana itu dibatalkan.

Pemkab Tulungagung juga kebingungan karena anggaran pembangunan jembatan baru mencapai Rp 7 miliar.

Di tengah efisiensi anggaran, Pemkab Tulungagung belum bisa menyisihkan anggaran sebesar itu.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved