Ramadan 2025
Puasa Jadi Momentum Tepat untuk Edukasi Anak
Di bulan ini, umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh, menahan diri dari makan, minum, serta segala hal yang dapat membatalkan puasa
Puasa mengajarkan anak-anak untuk menahan diri dari godaan makan, minum, dan amarah, sehingga membentuk karakter yang lebih sabar dan bijak.
3. Menanamkan Kejujuran
Karena puasa adalah ibadah yang tidak terlihat, hanya antara diri sendiri dan Allah SWT, anak-anak belajar untuk jujur dalam menjalankannya tanpa perlu diawasi orang lain.
4. Membentuk Kedisiplinan
Puasa mengajarkan anak-anak untuk disiplin dalam menjaga waktu, mulai dari sahur, berbuka, hingga melaksanakan ibadah-ibadah lainnya selama Ramadhan.
5. Meningkatkan Kepekaan Sosial
Dengan merasakan lapar dan haus, anak-anak akan lebih memahami kondisi orang-orang yang kurang mampu, sehingga tumbuh rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.
Peran orang tua sangat besar dalam membentuk karakter anak melalui pengalaman puasa. Memberikan pemahaman tentang puasa bukan hanya sekadar menjelaskan aturan dan kewajiban, tetapi juga menanamkan makna spiritual dan sosialnya. Dalam praktiknya, orang tua bisa memulai dengan membiasakan anak-anak untuk sahur, menjelaskan manfaatnya, dan mengajarkan doa-doa yang dianjurkan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan" (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain itu, membiasakan anak untuk berbagi selama Ramadhan, seperti membagikan takjil kepada orang lain, dapat menumbuhkan rasa syukur dan kepedulian sosial. Orang tua bisa menceritakan bahwa banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung mereka dan sering merasakan lapar sepanjang hari.
Dengan pendekatan yang ringan dan bahasa yang mudah dipahami, anak-anak dapat lebih mudah menginternalisasi nilai-nilai puasa dan menjadikannya bagian dari kehidupan mereka.
Dalam ilmu parenting, dijelaskan bahwa anak akan lebih mudah memahami sesuatu jika melihat langsung contoh dari orang tua mereka. Ayoe Sutomo, seorang psikolog anak, menjelaskan bahwa sekitar 20 persen karakter anak terbentuk secara alami sejak lahir, sementara 80 % lainnya sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Oleh karena itu, bulan Ramadhan adalah momentum yang tepat bagi orang tua untuk menjadi teladan dalam kesabaran, disiplin, dan empati.
Mendidik anak dalam menjalankan ibadah puasa bukan sekadar tentang menahan lapar dan haus, tetapi lebih kepada membangun karakter dan kesadaran spiritual mereka. Dengan bimbingan yang tepat, pengalaman ini akan menjadi fondasi kuat dalam membentuk kepribadian yang baik dan bertakwa. Oleh sebab itu, orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dengan penuh kasih sayang, sehingga puasa benar-benar menjadi momentum edukasi yang berharga bagi anak-anak.
Dr. KH. M. Syukron Djazilan, M.Ag., M.Pd
Pengurus Komisi Hubungan Ulama Umara MUI Jatim
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(TribunMataraman.com)
Lebaran 2025, Hampir 187 Ribu Orang Mudik Pakai Kereta Api Lewat Stasiun di Wilayah Daop 7 |
![]() |
---|
Ratusan Pengunjung Antusias Berebut Tumpeng Ketupat Cokelat di Kampung Coklat Blitar |
![]() |
---|
Dampingi KH Nurul Huda Ploso, Mas Ipin Bupati Trenggalek Sowan Ulama Sambut Hari Raya Ketupat |
![]() |
---|
VIDEO - Tahu Kuning Takwa Kediri Diburu Pemudik untuk Oleh-Oleh Lebaran 2025 |
![]() |
---|
Pantai Dalegan, Pantai Favorit Warga Gresik Saat Libur Lebaran 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.