Ramadan 2025

Masjid Tua Baiturrahman Jadi Salah Satu Masjid Tertua diKediri dengan Ciri Ornamen Lafadz 'Lillah'

Masjid Tua Baiturrahman di kecamatan Gurah kabupaten Kediri adalah salah satu masjid tertua di Kabupaten kediri dengan sejarah panjang. Ini kisahnya

Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/isya anshori
MASJID TAREKAT - Masjid Tua Baiturrahman di Dusun Tambakrejo Kidul, Desa Tambakrejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri dengan ornamen 'lillah'. Tulisan ini tidak hanya memperindah masjid, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam.  

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Di Dusun Tambakrejo Kidul, Desa Tambakrejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, berdiri sebuah masjid bersejarah yang masih kokoh hingga kini.

Masjid itu adalah Masjid Tua Baiturrahman

Tak sekadar tempat ibadah, Masjid Tua Baiturrahman adalah saksi perjalanan sejarah Islam di Kediri sejak abad ke-19. 

Baca juga: Masjid Jami Al-Khotib Adan Adan Kediri, Warisan Era Kolonial yang Masuk Daftar Cagar Budaya

Salah satu keunikan utama Masjid Baiturrahman adalah ornamen lafadz "Lillah" yang tersebar di hampir seluruh bagian bangunan. Tulisan ini tidak hanya memperindah masjid, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. 

Takmir Masjid, Zeni Thoyyib menjelaskan bahwa lafadz tersebut menjadi pengingat bagi para jamaah bahwa segala ibadah harus dilakukan "lillahi ta'ala" atau semata-mata karena Allah.

"Lafadz 'Lillah' ini tertulis di berbagai bagian masjid, mulai dari tiang penyangga, dinding, pintu, jendela, hingga usuk kayu panjang atau bambu di bagian atap," kata Zeni Thoyyib saat ditemui, Selasa (4/3/2025). 

Sejarah Masjid Tua Baiturrahman

Masjid Tua Baiturrahman didirikan sekitar tahun 1830-an oleh Kiai Abdurrahman, seorang mursyid tarekat Naqsyabandiyah.

Awalnya, bangunan masjid berukuran kecil dan terletak di bagian belakang.

Namun, seiring bertambahnya santri yang datang dari berbagai daerah, termasuk dari Purworejo, Jawa Tengah, masjid pun diperluas hingga mencapai bentuknya sekarang.

Menariknya, lafadz "Lillah" yang menghiasi masjid ini dibuat secara manual oleh para santri yang mengikuti ajaran tarekat.

Mereka menulisnya langsung dengan tangan dan menciptakan karya seni Islam yang sekaligus mengandung nilai ketauhidan yang kuat.

"Jadi santri-santri dulu yang membuat ornamen tersebut hingga terlihat seperti saat ini," jelasnya.

Di sekitar Masjid Tua Baiturrahman juga terdapat madrasah yang menjadi tempat anak-anak setempat belajar Al-Qur’an. Setiap sore, suara lantunan ayat suci terdengar hingga halaman masjid.  

"Sebelum direnovasi pada tahun 1972, masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi pondok pesantren yang menampung para santri," tambah Zen. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved