Gebrakan Sang Pemimpin

Daftar Proyek di Kota Surabaya yang Akan Dikebut Eri Cahyadi Setelah Dilantik Jadi Wali Kota

Berikut daftar proyek infrastruktur di Kota Surabaya yang akan dituntaskan oleh Eri Cahyadi setelah resmi dilantik menjadi wali kota Surabaya

Penulis: Bobby C Koloway | Editor: eben haezer
dok.eri cahyadi
PERIODE KEDUA - Eri Cahyadi (kiri) saat meninjau pengerjaan proyek infrastruktur di Kota Surabaya. Setelah dilantik menjadi wali kota Surabaya untuk periode kedua, Eri Cahyadi berjanji akan merampungkan sejumlah proyek penting. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memastikan akan segera merealisasikan sejumlah janji kampanye sejak tahun pertama menjabat.

Ada beberapa proyek infrastruktur prioritas yang mulai dikerjakan sejak tahun pertama periode kedua tersebut.

Di antaranya, perbaikan rumah tidak layak huni (Rutilahu), pembagunan rumah sakit, saluran diversi di kawasan perbatasan, hingga pelebaran akses di kawasan Surabaya Barat menuju luar kota.

Perbaikan rutilahu mendesak mengingat antrean program dandan omah ini sudah mencapai angka 7.789 unit.

Tahun ini, Pemkot Surabaya menargetkan perbaikan terhadap 2.069 unit dengan total anggaran sekitar Rp72 miliar.

"Kami sudah meminta [data] kepada seluruh warga [soal] rumah tidak layak huni yang akan dibangun. Juga, terkait perbaikan kampung yang ada dibangun," kata Wali Kota Eri dikonfirmasi di Surabaya.

Program tersebut melanjutkan perbaikan di 2024. Tahun ini target perbaikan meningkat dibanding sebelumnya yang mana pada 2024 Pemkot Surabaya baru menganggarkan sekitar Rp68,7 miliar untuk menggarap perbaikan 1.500 rumah.

Di sisi selatan Surabaya, Pemkot juga berencana memulai pembangunan RSUD Surabaya Selatan. Mencapai luas lahan 7.132 meter persegi, proyek ini berada di Jalan Mastrip Anggrek I, Karangpilang. 

Dimulai tahun ini, Pemkot menganggarkan sekitar Rp400 miliar untuk membangun RS yang memiliki layanan unggulan di bidang trauma center.

"Rumah sakit [yang dikelola Pemkot] Surabaya ini belum ada yang khusus untuk menangani (korban) kecelakaan atau kejadian yang membuat trauma. Karena itu, di RSUD Surabaya Selatan nanti kami fokuskan ke trauma center," kata Cak Eri yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni IKA Institut Teknologi 10 November (ITS) Jatim ini.

Keberadaan RSUD Surabaya Selatan akan melengkapi fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang dikelola Pemkot.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya telah memiliki RSUD dr Soewandhie di Surabaya pusat, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) di Surabaya Barat, dan RSUD Eka Candrarini di Surabaya Timur.

Pembangunan jalan juga akan terus dilanjutkan.  Di antaranya, akses Jalan Wiyung - Gresik, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), hingga Proyek Radial Road. Pelebaran Jalan Wiyung - Gresik misalnya, akan dilakukan secara bertahap (multi-years).

Setelah selesai sepanjang 500 meter pada 2024,  proyek akan dilanjutkan sekitar 1,2 kilometer pada 2025. Kemudian di tahun 2026 dilanjutkan pengerjaan sepanjang 2,1 kilometer.

"Di tahun 2026, itu (pengerjaannya) sampai dengan Aspol (Asrama Polri), insyaAllah nanti di tahun 2027-2028 itu sampai ke Gresik,” kata Eri sebelumnya.

Menurut mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini, proyek pembangunan jalan dan saluran berjalan simultan. Selain mengantisipasi kemacetan, juga untuk mengurangi titik genangan.

Harapannya, titik genangan di Surabaya terus berkurang tiap tahunnya. Hal ini sejalan dengan target Surabaya menuju bebas genangan.

Terhadap banyaknya rencana pembangunan Pemkot Surabaya, Wali Kota Eri telah menyiapkan skema pembiayaannya. Nantinya, anggaran pembangunan juga akan mengandalkan pembiayaan melalui pinjaman dengan bunga rendah.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah menetapkan besaran nominal pinjaman. Yakni, sebesar Rp5,6 triliun dengan tenor selama 5 tahun dan bunga tidak lebih dari 6 persen.

Tiga lembaga keuangan yang berpeluang akan masuk dalam kerjasama ini berasal dari BUMN dan BUMD. Yakni, PT Sarana Multi Infrastruktur Persero (PT SMI) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pembiayaan infrastruktur, Bank Mandiri, dan BUMD milik Jawa Timur, Bank Jatim.

Menurutnya, apabila hanya mengandalkan APBD Surabaya yang berkisar sekitar Rp12 triliun, pembangunan di Surabaya tidak lah optimal. Sebab, sebagian besar APBD Surabaya digunakan untuk belanja wajib.

"Surabaya sudah melakukan banyak efisiensi. Tapi, memang betul, kalau kita mengandalkan APBD, juga tidak akan bisa terealisasi (pembangunan) dalam waktu dekat," kata politisi PDI Perjuangan ini.

(bobby c koloway/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved