Berita Terbaru Kabupaten Kediri

Cerita Mohak, Seniman Ukir Kayu Difabel Dari Kediri yang Karyanya Dipesan Menteri Pariwisata

Inilah cerita Moh Sugianto alias Mohak, seniman disabilitas yang karya ukir kayunya dipesan mantan menparekraf Sandiaga Uno

Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/isya anshori
SENIMAN DISABILITAS - Pemahat seni kayu difabel, Mohak asal Desa Peh Kulon Kecamatan Papar Kabupaten Kediri menunjukkan pesanan papan nama untuk Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri, Jumat (31/1/2025). Mohak juga aktif sebagai Ketua Disabilitas Bidang UMKM di Kabupaten Kediri bersama teman-teman difabel lainnya berusaha menggerakkan roda ekonomi dengan memproduksi berbagai produk kerajinan.   

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Keterbatasan fisik bukan halangan untuk berkarya.

Hal itu dibuktikan oleh Mohammad Sugianto, pria berusia 44 tahun asal Desa Peh Kulon, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri Jawa Timur.

Meski hidup dengan keterbatasan fisik, Mohak, sapaan akrabnya, berhasil menciptakan karya seni ukir kayu yang diminati banyak kalangan, mulai dari masyarakat umum hingga pejabat tinggi, termasuk menteri.

Mohak memulai perjalanannya sebagai seniman ukir kayu pada tahun 2008, saat mengikuti pelatihan memahat kayu di Solo.

Pelatihan tersebut diisi oleh dosen dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Sejak saat itu, ia mulai menekuni seni ukir kayu dan perlahan-lahan mengembangkan kemampuannya.

"Awalnya ikut pelatihan dulu, lalu mulai belajar sedikit demi sedikit. Saya merasa nyaman dengan seni ukir ini karena ada rasa yang bisa saya tuangkan ke dalam setiap karya," kata Mohak saat ditemui di kediamannya, Jumat (31/1/2025).

Setelah pelatihan, Mohak tidak langsung membuka usaha sendiri. Ia lebih sering berkumpul dengan sesama difabel untuk bertukar ide dan pengalaman. Kemudian, ia bekerja di sebuah sanggar ukir di Nganjuk selama satu tahun. Di sana, ia mendapat pujian dari pemilik sanggar yang menyatakan bahwa Mohak sudah layak membuka usaha ukir sendiri.

"Dulu pemilik sanggar bilang, saya sudah pantas buka jasa ukir sendiri. Dari situ, saya memberanikan diri membuka usaha di rumah," kenangnya.

Kini, Mohak telah memiliki usaha sendiri dengan nama UD Luhur Makmur. Ia mengerjakan berbagai pesanan ukiran, mulai dari ornamen kecil hingga papan nama. Salah satu karyanya yang sedang dikerjakan adalah ukiran papan nama. Menurut Mohak, kayu jati menjadi bahan utama yang ia gunakan karena kualitasnya lebih baik dibandingkan kayu mahoni.

"Kayu jati lebih bagus untuk ukiran karena lebih kuat dan tahan lama," jelasnya.

Karyanya mulai dikenal luas setelah banyak pelanggan yang puas dengan hasil kerjanya. Bahkan, Bupati Kediri perempuan pertama Haryanti Sutrisno, pernah memesan ukiran untuk rumah dinasnya. Mohak juga kerap mengikuti pameran seni ukir untuk memperkenalkan produknya. Tak hanya itu, karyanya juga dipesan oleh Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dan Menteri Pariwisata saat ini, Widiyanti Putri.

"Rata-rata papan nama di Pemkab Kediri saya yang buat. Kemarin Pak Sandi juga pesan, sekarang Ibu Widiyanti," ucap Mohak. 

Untuk satu papan nama, Mohak membanderol harga mulai dari Rp 1.500.000, tergantung bahan dan motif ukirannya. Sementara untuk ornamen kecil, harganya mulai dari Rp 200.000. Proses pengerjaan ukiran membutuhkan waktu sekitar tiga minggu, tergantung tingkat kesulitan dan detail motif.

Selain menjalankan usaha ukir kayu, Mohak juga aktif sebagai Ketua Disabilitas Bidang UMKM di Kabupaten Kediri. Ia bersama teman-teman difabel lainnya berusaha menggerakkan roda ekonomi dengan memproduksi berbagai produk kerajinan.

Mohak berharap seni ukir kayu tetap lestari sebagai bagian dari budaya Indonesia. Dengan semangat pantang menyerah, Mohak membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk meraih kesuksesan. Karyanya tidak hanya menghidupi dirinya, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat.

"Seni ukir ini bukan hanya sekadar karya, tapi juga upaya pelestarian budaya," tandasnya.

(Isya Anshori/TribunMataraman.com)

editor: eben haezer

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved