Eksklusif
RSKK Terus Berinovasi, Dari Peningkatan Layanan hingga Program Antar Obat Gratis 'Tarunamu'
Rumah Sakit Kabupaten Kediri yang berdiri sejak 1974, terus berkembang dan berinovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK), yang berdiri sejak tahun 1974, terus berkembang dan berinovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Berlokasi di Jalan PK Bangsa No. 1, Pelem, Pare, rumah sakit ini telah mengalami banyak perubahan signifikan demi meningkatkan kualitas layanan seiring perkembangan zaman.
Salah satu inovasi unggulan yang kini diterapkan RSKK adalah program Tarunamu (Antar Obat Gratis ke Rumahmu), sebuah layanan pengantaran obat gratis ke seluruh wilayah Kabupaten Kediri.
Program ini bertujuan untuk mempermudah pasien dalam mendapatkan obat tanpa harus kembali ke rumah sakit, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan akses transportasi.
Dalam wawancara eksklusif bersama Harian Surya Tribun Jatim Network pada Rabu (22/01/2025), Direktur RSKK, dr. R. Gatut Rahardjo, Sp. An, menjelaskan berbagai langkah yang telah diambil untuk meningkatkan pelayanan di rumah sakit tersebut.
Wawancara ini dipandu oleh Manager Tribun Mataraman, Rendy Nicko Ramandha, di Ruang Direktur RSKK.
Berikut hasil wawancara lengkapnya :
Rendy : RSKK adalah rumah sakit milik masyarakat Kabupaten Kediri. Bisa dijelaskan apa saja layanan yang menjadi fokus utama saat ini?
dr. Gatut : Saya telah bekerja di sini selama 24 tahun sebagai spesialis anestesi, namun baru tiga tahun terakhir menjabat sebagai direktur. Dengan pengalaman itu, saya memahami betul kondisi dan tantangan di RSKK.
Ada beberapa layanan yang menjadi perhatian utama saya. Pertama adalah layanan gawat darurat (emergency). Kedua, layanan poliklinik yang terus kami kembangkan, termasuk dengan membuka layanan pagi dan sore. Ini merupakan inovasi yang bahkan sempat menjadi referensi bagi beberapa rumah sakit lain, seperti RSUD di Malang dan Kota Kediri.
Ketiga, layanan kamar operasi yang harus terus ditingkatkan agar pasien tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit lain. Terakhir, kami juga berfokus pada peningkatan layanan rawat inap. Kami berusaha menyelesaikan berbagai tantangan ini satu per satu agar pelayanan di RSKK semakin optimal.
Rendy : Banyak masyarakat Kediri yang sudah memiliki BPJS. Apakah pasien bisa tetap dilayani hanya dengan menunjukkan KTP?"
dr. Gatut : RSKK memiliki dua jalur utama layanan, yaitu poliklinik dan gawat darurat. Untuk pasien yang datang dalam kondisi gawat darurat, kami dapat langsung menerima mereka hanya dengan menunjukkan KTP, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) 47 Tahun 2023.
Namun, bagi pasien yang memerlukan layanan di poliklinik, tetap diperlukan rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (faskes 1), seperti puskesmas, klinik swasta, atau dokter pribadi.
Saat ini, 96 persen pasien kami sudah tercover oleh BPJS melalui skema Universal Health Coverage (UHC), sehingga hampir semua masyarakat bisa mendapatkan pelayanan dengan lebih mudah.
Rendy : Dokter terlihat memiliki perhatian khusus terhadap PMK 47 Tahun 2023. Apa tantangan terbesar dalam penerapannya?
dr. Gatut : Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya edukasi kepada masyarakat. PMK 47 sebenarnya bertujuan agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh mengakses layanan kesehatan ke rumah sakit, karena faskes tingkat pertama seperti puskesmas dan klinik seharusnya dapat menangani sebagian besar kasus kesehatan.
Namun, masih banyak masyarakat yang kurang memahami aturan ini, sehingga sering terjadi komplain ketika mereka ditolak di UGD karena kasusnya tidak termasuk dalam kategori gawat darurat. Ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah agar regulasi PMK 47 dapat diterapkan dengan lebih efektif.
Solusi yang saya usulkan adalah memastikan bahwa seluruh faskes tingkat pertama beroperasi selama 24 jam. Saat ini, beberapa puskesmas sudah mulai memperpanjang jam operasional hingga pukul 18.00 WIB.
Namun, masih ada kekosongan layanan dari pukul 18.00 WIB hingga 06.00 WIB pagi. Inilah yang perlu dipikirkan oleh pemerintah daerah agar masyarakat tetap mendapatkan akses layanan kesehatan yang optimal.
Rendy : RSKK terlihat mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Apa saja proyek pengembangan yang sedang berjalan?
dr. Gatut : Kami tidak membedakan layanan antara pasien BPJS dan pasien umum. Oleh karena itu, kami terus berupaya meningkatkan infrastruktur agar semua pasien mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
Kami telah membangun gedung baru dengan standar Kamar Rawat Inap Standar (KRIS) yang memiliki 121 tempat tidur. Gedung ini mulai beroperasi pada akhir tahun 2024. Selain itu, kami juga sedang menyelesaikan pembangunan dua gedung tambahan, yaitu gedung untuk layanan kateterisasi jantung dan gedung khusus kamar operasi.
Proyek ini dijadwalkan selesai pada 27 Januari 2025. Yang membanggakan, semua pembangunan ini didanai secara mandiri melalui pendapatan badan layanan umum daerah (BLUD), tanpa menggunakan dana APBD. Ini adalah langkah kami untuk memastikan layanan kesehatan tetap berkembang tanpa membebani anggaran pemerintah daerah.
Rendy : Salah satu program unggulan RSKK adalah Tarunamu. Bisa dijelaskan lebih lanjut tentang program ini?
dr. Gatut : Program Tarunamu adalah layanan antar obat gratis ke rumah pasien di seluruh wilayah Kabupaten Kediri. Tujuannya adalah untuk mempermudah pasien dalam mendapatkan obat, terutama bagi mereka yang kesulitan kembali ke rumah sakit.
Namun, ada beberapa tantangan dalam pelaksanaannya. Misalnya, ada pasien yang lebih memilih datang langsung ke rumah sakit karena ingin bertemu teman atau sekadar berbincang di ruang tunggu. Kami memahami bahwa ada aspek sosial dalam kunjungan pasien, sehingga program ini masih terus kami evaluasi agar benar-benar efektif bagi masyarakat.
Saat ini, kami memiliki lima tim yang bertugas mengantarkan obat ke berbagai wilayah di Kabupaten Kediri. Secara bisnis, layanan ini memang tidak menguntungkan, karena biaya pengantaran per pasien hanya sekitar Rp6.000 per pasien. Namun, kami tetap menjalankan program ini karena manfaatnya bagi masyarakat jauh lebih besar dibandingkan sekadar hitungan bisnis.
Rendy : Dalam tiga tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi di RSKK. Apa harapan dan visi dokter ke depan?
dr. Gatut : Saya ingin mengubah mindset masyarakat bahwa rumah sakit daerah memiliki pelayanan yang buruk. Selama bertahun-tahun, RSUD sering dipandang sebelah mata.
Dalam dua tahun terakhir, saya melihat kepercayaan masyarakat terhadap RSKK mulai meningkat. Ke depan, saya ingin memastikan bahwa RSKK menjadi rumah sakit rujukan utama bagi masyarakat Kediri, dengan layanan yang setara bahkan lebih baik dibandingkan rumah sakit swasta di sekitar Pare.
Dengan berbagai inovasi dan peningkatan layanan yang dilakukan, RSKK diharapkan bisa semakin membuktikan komitmennya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat Kabupaten Kediri.
(isya anshori/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Marhaen Djumadi Bupati Nganjuk: Kita Harus Kerja Sat Set Wat Wet Agar Nganjuk Maju |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif Ketua DPRD Nganjuk Tatit Heru: Dari Efisiensi Anggaran Sampai Harga Gabah |
![]() |
---|
Marsono Ketua DPRD Tulungagung Tegaskan Legislatif Siap Kawal Jalannya Pemerintahan Bupati Baru |
![]() |
---|
dr Kasil Rohmad: Berbekal SK RS Tipe A, RSUD dr Iskak Tulungagung Siapkan Hospital Tourism |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: Ketua DPRD Trenggalek Komitmen Kawal Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.