Ledakan Rumah Polisi di Mojokerto

2 Korban Ledakan Rumah Polisi di Mojokerto Meninggal Setelah Tertimpa Reruntuhan Tembok

Tim Biddokkes Polda Jatim mengungkap penyebab kematian dua korban yang meninggal akibat ledakan rumah polisi di Desa Sumolawang, Mojokerto

Editor: eben haezer
ist
Pemakaman ibu dan anak korban ledakan rumah polisi di kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto 

TRIBUNMATARAMAN.COM | MOJOKERTO - Tim Biddokkes Polda Jatim mengungkap penyebab kematian dua korban yang meninggal akibat ledakan rumah polisi di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.

Hasil identifikasi jenazah, Luluk Sudarwati (40) dan anaknya M. Kaffa (3), meninggal dalam kondisi mati lemas kekurangan oksigen akibat tertimpa reruntuhan rumah yang ambruk terkena ledakan.

Biddokkes Polda Jatim, Tutik Purwanti, mengatakan, pihaknya melakukan identifikasi terhadap jenazah korban di RSUD Prof dr Soekandar, Mojosari.

Baca juga: Update Tragedi Ledakan Rumah Polisi di Mojokerto, Tim Labfor Temukan Klorat Kembang Api

Identifikasi jenazah memperkuat dugaan korban meninggal, posisi korban Luluk melindungi anaknya saat tertimpa reruntuhan rumah.

"Pemeriksaan jenazah korban, (Kaffa) didapati beberapa luka lecet di bagian wajah dan anggota badan gerak atas dan bawah. Identifikasi jenazah (Luluk) luka lecet pada wajah, lengan dan kaki," jelasnya dalam keterangan pers di Mapolres Mojokerto, Selasa (14/1/2025).

Ia mengungkapkan, pemeriksaan terhadap jenazah korban juga ditemukan tanda-tanda asfiksia yang merupakan kekurangan oksigen pada tubuh.

"Kami temukan asfiksia, merupakan tanda kondisi mati lemas karena kekurangan oksigen pada kedua jenazah tersebut. Jenazah hanya dilakukan pemeriksaan luar," ungkap Tutik Purwanti.

Dikatakan Tutik, kesimpulan pemeriksaan forensik memperkuat dugaan korban meninggal akibat tertimpa material rumah yang roboh terkena ledakan.

"Kondisi korban utuh tidak ditemukan luka bakar, hanya ditemukan luka lecet dan memar. Sehingga, dapat kita simpulkan bahwa penyebab korban meninggal akibat terkena reruntuhan, dari tanda asfiksia berupa kuku membiru dan pendarahan kelopak mata serta luka lecet sesuai kondisi korban saat ditemukan," pungkasnya.

(moh.romadoni/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved