Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

AMT Menggelar Aksi Menolak Klan Baalawi di Kabupaten Tulungagung 

Massa yang menamakan Aliansi Masyarakat Tulungagung (AMT) menggelar aksi penolakan klan Baaalawi, di depan kantor DPRD Tulungagung

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Massa membentangkan spanduk penolakan klan Ba'alawi di Kabupaten Tulungagung. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Massa yang menamakan Aliansi Masyarakat Tulungagung (AMT) menggelar aksi penolakan klan Baaalawi, di depan kantor DPRD Tulungagung, Jalan Kartini, Jumat (13/12/2024).  

Aksi ini sebagai respons rencana kedatangan Habib Syech ke sebuah lembaga pendidikan di Kabupaten Tulungagung.

Ada sekitar 40 organisasi yang bergabung dalam aksi ini, termasuk sejumlah organisasi pencak silat.

Mereka menuntut pemerintah bersikap tegas kepada klan Ba'alawi yang dianggap terang-terangan memalsukan nasab Rasulullah dan membelokkan sejarah bangsa.

Massa juga menuntut melarang dan menghentikan segala dakwah Ba'alawi yang  dinilai merusak aqidah dan provokatif melawan pemerintah.

AMT juga akan membersihkan makam dan situs sejarah palsu yang dibuat klan Ba'alawi.

“Sudah banyak ditemukan makam palsu Baalawi di Tulungagung. Kami akan tertibkan,” ujar Koordinator Aksi AMT, Mochammad Hanin Dya’udin.

Makam palsu itu ditemukan di Desa Sambijajar, Kecamatan Sumbergempol, di Pakel dan di Gunung Budheg.

Selain itu makam Syekh Basyaruddin di Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman juga sudah mulai diklaim oleh Ba'alawi.

Nantinya AMT akan mengupayakan pembongkaran makam-makam palsu ini, dengan tetap menghormati hukum yang berlaku.

“Kami akan berkoordinasi dengan pengurus makam, yayasan dan pemerintah. Kami sampaikan faktanya agar ditindaklanjuti,” papar Hanin.

AMT juga menuntut pemerintah aktif mencegah distorsi dan manipulasi sejarah lokal Tulungagung, sejarah nasional, maupun internasional.

Pernyataan ini terkait adanya sejarah palsu yang sudah disebarkan klan Baalawi.

Selain itu pemerintah diminta mengintegrasikan sejarah lokal dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi.

Lanjutnya, selama ini warga Nahdliyin yang menjadi korban dakwah menyesatkan dan membelokkan sejarah yang dilakukan klan Ba'alawi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved