Pembunuhan Sekeluarga di Ngancar Kediri

BREAKING NEWS - Pelaku Pembunuhan Keluarga Guru di Ngancar Kediri Ditangkap, Masih Saudara Sendiri

Polisi telah menangkap pelaku pembunuhan keluarga guru di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri.

|
Penulis: Isya Anshori | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/isya anshori
Rumah keluarga guru korban pembunuhan di Ngancar, Kabupaten Kediri. Pelaku pembunuhan ini ternyata adalah adik ipar korban. 

Agus Komarudin sendiri diketahui merupakan seorang guru. 

Saat dicek, pintu rumah Agus tertutup rapat dan tidak ada yang keluar meski telah diketuk beberapa kali.

Setelah beberapa kali mencoba menghubungi korban tanpa hasil, salah satu anggota keluarga, Supriono, memutuskan untuk membuka jendela kamar. 

Ia terkejut menemukan bercak darah di atas kasur, namun tidak berani masuk ke dalam rumah.

Kecurigaan semakin menguat ketika salah satu saksi yang melihat melalui lubang tembok kayu di dapur melaporkan adanya pemandangan mengerikan. Sebuah tangan tergeletak di lantai dapur yang diduga milik korban Kristina (37), istri Agus. 

Kejadian ini segera dilaporkan ke perangkat desa setempat dan diteruskan ke Polsek Ngancar.

Setelah petugas kepolisian tiba di lokasi, dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

Dua korban ditemukan tergeletak di dapur dalam kondisi berlumuran darah, yaitu Agus Komarudin dan Kristina. Sementara itu, CA, anak pertama pasangan tersebut yang masih duduk di bangku SMP, ditemukan tergeletak di ruang tengah dengan kondisi serupa.

Sedangkan anak bungsu pasangan tersebut, SM yang masih duduk di bangku SD, ditemukan dalam keadaan terluka parah. Ia segera dilarikan ke RSUD SLG untuk mendapatkan perawatan medis intensif.

Sehari setelah peristiwa itu, Jumat (6/12/2024), tiga korban meninggal dimakamkan. 

Almarhum Agus Komarudin (38), istrinya Kristina (34) dan CA (12), dimakamkan dalam satu liang lahat di TPU Desa Pandantoyo pukul 09.00 WIB. 

Sebelum dimakamkan, telah digelar ibadah tutup peti di GKJW Pepanthan Pandantoyo sekitar pukul 08.00 WIB.

Meski dalam satu liang lahat, pemakaman disiapkan dalam lubang satu persatu dan berjejer. 

Purwoadi, teman dalam satu jamaah gereja mengenang almarhum Agus sebagai sosok yang ulet dan tlaten dalam bekerja. Selain menjadi guru, Agus juga menjadi teknisi IT di gereja setempat.

"Hari Selasa masih ketemu sama saya, tidak ada pembicaraan permasalahan apapun," tuturnya usai mengantarkan almarhum di pemakaman.  

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved