Berita Terbaru Kabupaten Blitar

DP3APPKB Kabupaten Blitar Gelar Audit Kasus untuk Identifikasi Penyebab Stunting

DP3APPKB Kabupaten Blitar menggelar audit kasus stunting II sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Blitar

Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/samsul hadi
Sekda Kabupaten Blitar, Izul Marom membuka acara audit kasus stunting, Rabu (20/11/2024).  

TRIBUNMATARAMAN.COM I BLITAR - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Blitar menggelar audit kasus stunting II sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Blitar, Rabu (20/11/2024).

Audit kasus stunting diikuti perwakilan dari beberapa kecamatan, puskesmas, PKK, dan kader posyandu.

Sekda Kabupaten Blitar, Izul Marom mengatakan audit stunting merupakan program untuk mengidentifikasi permasalahan dan penyebab stunting.

Tahapan identifikasi permasalahan stunting cukup panjang, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, pasca persalinan, bayi di bawah dua tahun, dan bayi di bawah lima tahun.

"Ini harus teridentifikasi dengan jelas permasalahannya apa. Lewat program audit kasus stunting ini, kami ingin mengidentifikasi permasalahan dan penyebab stunting," kata Izul, usai membuka acara audit kasus stunting di Kabupaten Blitar.

Menurut Izul, kondisi calon pengantin yang terlalu gemuk dan terlalu kurus juga tidak bagus ketika hamil.

Untuk itu, perlu ada identifikasi kondisi calon pengantin sebagai upaya pencegahan kasus stunting.

"Nanti, ada tim yang akan memantau kondisi calon pengantin atau ibu hamil terlalu gemuk maupun terlalu kurus. Kemudian ada treatment dari tim kepada mereka," ujarnya.

Dikatakannya, treatment juga dilakukan kepada kondisi bayi usia di bawah dua tahun. Misalnya, ada bayi yang beratnya di bawah normal perlu dilakukan treatment.

"Kegiatan ini untuk mengidentifikasi itu, permasalahan-permasalahan penyebab stunting. Lalu dilakukan treatment," katanya.

Kepala DP3APPKB Kabupaten Blitar, Mikhael Hankam Indoro mengatakan dinas sudah mengidentifikasi kasus stunting di 22 kecamatan di Kabupaten Blitar.

Menurutnya, dari hasil identifikasi di 22 kecamatan, ditemukan kasus yang perlu diangkat dengan penanganan konvergensi bersama-sama.

"Dalam kegiatan audit stunting ini ada tujuh kecamatan dan sembilan desa yang kami hadirkan untuk penangan kasus stunting secara konvergensi," katanya.

Dalam kegiatan ini, kata Hankam, akan didalami dan diidentifikasi permasalahan penyebab kasus stunting.

Selanjutnya, akan ada rekomendasi dari tim pakar yang menjadi salah satu dasar untuk menyampaikan kepada OPD terkait apabila perlu dukungan penanganan kasus stunting di wilayah tersebut.

"Di tujuh kecamatan ini ada kasus yang perlu ditangani secara konvergensi bersama-sama. Contoh, ditemukan kasus di keluarga yang perlu penanganan sanitasi, nanti penanganannya bersama dengan DPUPR dan dinas lain terkait," ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab stunting, antara lain, soal pola asuh, gizi, calon pengantin mengalami anemia, dan calon pengantin terlalu gemuk maupun terlalu kurus.

"Rata-rata penyebab stunting di Kabupaten Blitar terkait pola asuh. Angka kasus stunting di Kabupaten Blitar masih tinggi sekitar 20,3 persen. Lewat kegiatan ini, kami berupaya menekan angka stunting di Kabupaten Blitar," katanya. (adv) 

(samsul hadi/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved