Pendidikan

Tim Dosen D4 AN Unesa Bantu BUMDes di Desa Glonggong Madiun Untuk Maksimalkan Potensi yang Ada

Bentuk pengabdian kepada masyarakat, tim dosen D4 AN Unesa mendampingi BUMDes desa Glonggong, kecamatan Dolopo, Madiun, memanafatkan potensi yang ada

Editor: eben haezer
ist
FGD yang digelar tim dosen D4 Administrasi Negara Unesa untuk mengidentifikasi pengembangan usaha BUMDes di desa Glonggong, kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, melalui metode business Model Canvas (BMC). 

TRIBUNMATARAMAN.COM | MADIUN - Sebagai wujud pelaksanaan salah satu tri dharma perguruan tinggi, yakni Pengabdian Kepada Masyarakat, tim dosen program studi D4 Administrasi Negara, Fakultas vokasi, Universitas Negeri Surabaya telah menggelar pendampingan terhadap BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa di desa Glonggong, kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun

PKM Ini melibatkan 5 dosen dan 2 mahasiswa dan dilaksanakan pada Medio 2024 lalu. 

Pengabdian kepada masyarakat ini digelar di sana karena di BUMDes tersebut belum ada roadmap hingga kualifikasi pengelola yang mumpuni. 

Selain itu, warga desa umumnya takut membentuk BUMDes karena takut mengalami kerugian. MaSelsalah lainnya, akses pasar terbatas dan inoavsi untuk pengembangan usaha masih minim. 

Kegiatan PKM ini diselenggarakan melalui FGD untuk mengidentifikasi pengembangan usaha BUMDes  melalui metode business Model Canvas (BMC).

Secara ringkas, BMC terdiri dari sembilan unsur BMC yaitu Customer Segments (CS), Value Propositions (VP), Channels (CH), Customer Relationships (CR), Revenue Streams (RS), Key Resources (KR), Key Activities (KA), Key Partnerships (KP), dan Cost Structures (CS) diperlukan untuk mengetahui sasaran yang ingin dicapai organisasi menurut tujuan yang akan dicapai.

Selanjutnya, setiap unsur dinilai secara detail dengan analisis SWOT. Analisis ini menggambarkan strategi bisnis yang dilahirkan dengan kolaborasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Identifikasi kesembilan unsur BMC dan SWOT merupakan dasar dalam perancangan prototipe model bisnis di masa depan.

Selama ini, unit usaha yang ada di desa tersebut hanya berupa toko ATK, depo air isi ulang serta gas LPG.

Keberadaan unit usaha tersebut belum memberikan dampak yang signifikan bagi keberlangsungan ekonomi BUMDes. 

”Potensi yang ada di desa Glonggong ini sebenarnya cukup potensial untuk dikembangkan dan disinergikan dengan beberapa usaha kecil yang sudah dijalankan warga desa, yaitu kripik tempe, serta rest area yang sedang dibangun oleh pemerintah desa Glonggong akan memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan warga desa Glonggong apabila dikelola dengan baik dan profesional,"  ujar Agus Prastyawan, ketua pelaksana kegiatan PKM.

Selain itu rest area yang tahap pembangunannya hampir 90 persen ini terletak di jalan utama yang menghubungkan kabupaten Madiun - kabupaten Ponorogo terbilang sangat strategis.

Beberapa UMKM di desa Glonggong yang selama ini kesulitan terhadap akses pasar akan terfasiitasi dengan baik dengan membuka lapak di rest area tersebut, sambungnya.

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved