Berita Terbaru Kabupaten Nganjuk

Warga Nganjuk Ciptakan Alat Perangkap Hama Ramah Lingkungan dan Adopsi Strategi Lean

Susanto, warga Kabupaten Nganjuk menciptakan alat parangkap cahaya untuk mengusir hama. Berikut cara kerjanya

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/danendra kusumawardana
Susanto (47) warga Desa Gandu, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk menunjukkan alat perangkap cahaya untuk hama buatannya, Sabtu (9/11/2024).  

Baskom itu digunakan sebagai perangkapnya. Baskom ia isi air bercampur detergen.

"Cara kerjanya, cahaya lampu mengundang hama untuk mendekat. Karena lampu diletakkan di atas baskom, cahayanya pun memantul ke air. Berikutnya, serangga akan mengikuti pantulan cahaya itu dan terjebak dalam baskom berisi air detergen," paparnya. 

Dia menyebutkan, kini, produk perangkap cahaya buatannya sudah terjual ke sejumlah daerah, antara lain, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Aceh. 

Satu unit alat perangkap cahaya itu, ia banderol seharga Rp 400 ribu. 

"Alat perangkap cahaya ini menekan penggunaan pestisida kimia pembunuh hama. Pestisida kimia berlebihan punya dampak negatif, yakni menurunkan kualitas tanah dan komoditas pertanian. Juga bikin petani hemat dalam biaya perawatan tanaman," ucapnya.

Di sisi lain, dia mencoba menerapkan metode lean pada sektor pertanian. Metode lean itu ia adopsi dari strategi manufaktur pabrikan mobil asal amerika, Ford, yang mengutamakan efisiensi dan peningkatan kualitas produk. 

Inovasi lean itu ia kenalkan ke petani bawang merah di Desa Klagen, Kecamatan Rejoso pada 2022. 

"Saat ini, konsep lean farming itu tengah berjalan di sana. Strategi lean farming ini saya yakini bisa mengatasi masalah pertanian," ucapnya. 

Duta Petani Milenial ini mengungkapkan metode lean mengharuskan para petani bekerja dalam satu hamparan seluas 7,5 hektare. 

Di satu lokasi itu, terintegrasi beberapa unit usaha. 

"Di sana ada sejumlah klaster pertanian, perternakan. Nantinya, juga ada pengolahan pupuk organik mandiri dan sarana perbenihan. Dengan lean pula korporasi akan terbentuk. Segala manajemen dikelola oleh petani," ucapnya. 

Segala bentuk kegiatan dalam lean farming akan saling menopang. 

Contohnya peternakan. Kotoran hewan ternak bisa dijadikan sebagai pupuk organik. 

"Karena berada di satu lokasi jadi lebih efisien. Biaya pengeluaran bisa berkurang. Karena kerja berjamaah, petani bisa mengatur strategi bersama-sama. Pola tanam teratur tak seragam. Sehingga saat musim panen tiba tak terimbas harga yang turun drastis lantaran stok komoditas melimpah. Juga pengendalian hama terukur," ujarnya.

"Kami juga akan berupaya membentuk rantai pasar agar komoditas petani terserap. Kami menjalin kerjasama salah satunya dengan industri atau offtaker. Petani akan sejahtera," tutupnya.

(danendra kusumawardana/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved