Berita Terbaru Kabupaten Nganjuk
Warga Nganjuk Ciptakan Alat Perangkap Hama Ramah Lingkungan dan Adopsi Strategi Lean
Susanto, warga Kabupaten Nganjuk menciptakan alat parangkap cahaya untuk mengusir hama. Berikut cara kerjanya
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: eben haezer
Baskom itu digunakan sebagai perangkapnya. Baskom ia isi air bercampur detergen.
"Cara kerjanya, cahaya lampu mengundang hama untuk mendekat. Karena lampu diletakkan di atas baskom, cahayanya pun memantul ke air. Berikutnya, serangga akan mengikuti pantulan cahaya itu dan terjebak dalam baskom berisi air detergen," paparnya.
Dia menyebutkan, kini, produk perangkap cahaya buatannya sudah terjual ke sejumlah daerah, antara lain, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Aceh.
Satu unit alat perangkap cahaya itu, ia banderol seharga Rp 400 ribu.
"Alat perangkap cahaya ini menekan penggunaan pestisida kimia pembunuh hama. Pestisida kimia berlebihan punya dampak negatif, yakni menurunkan kualitas tanah dan komoditas pertanian. Juga bikin petani hemat dalam biaya perawatan tanaman," ucapnya.
Di sisi lain, dia mencoba menerapkan metode lean pada sektor pertanian. Metode lean itu ia adopsi dari strategi manufaktur pabrikan mobil asal amerika, Ford, yang mengutamakan efisiensi dan peningkatan kualitas produk.
Inovasi lean itu ia kenalkan ke petani bawang merah di Desa Klagen, Kecamatan Rejoso pada 2022.
"Saat ini, konsep lean farming itu tengah berjalan di sana. Strategi lean farming ini saya yakini bisa mengatasi masalah pertanian," ucapnya.
Duta Petani Milenial ini mengungkapkan metode lean mengharuskan para petani bekerja dalam satu hamparan seluas 7,5 hektare.
Di satu lokasi itu, terintegrasi beberapa unit usaha.
"Di sana ada sejumlah klaster pertanian, perternakan. Nantinya, juga ada pengolahan pupuk organik mandiri dan sarana perbenihan. Dengan lean pula korporasi akan terbentuk. Segala manajemen dikelola oleh petani," ucapnya.
Segala bentuk kegiatan dalam lean farming akan saling menopang.
Contohnya peternakan. Kotoran hewan ternak bisa dijadikan sebagai pupuk organik.
"Karena berada di satu lokasi jadi lebih efisien. Biaya pengeluaran bisa berkurang. Karena kerja berjamaah, petani bisa mengatur strategi bersama-sama. Pola tanam teratur tak seragam. Sehingga saat musim panen tiba tak terimbas harga yang turun drastis lantaran stok komoditas melimpah. Juga pengendalian hama terukur," ujarnya.
"Kami juga akan berupaya membentuk rantai pasar agar komoditas petani terserap. Kami menjalin kerjasama salah satunya dengan industri atau offtaker. Petani akan sejahtera," tutupnya.
(danendra kusumawardana/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Berita terbaru kabupaten Nganjuk
perangkap hama ramah lingkungan
Kabupaten Nganjuk
tribunmataraman.com
Empat Benda Kuno Diserahkan ke Museum Anjuk Ladang Nganjuk |
![]() |
---|
Polisi Tangkap Pencuri Motor di Nganjuk, Tersangka Dibekuk Saat Mengendarai Barang Curian |
![]() |
---|
Polres Nganjuk Gulung 2 Pengedar Narkoba Besar, Terancam Hukuman Seumur Hidup |
![]() |
---|
4 Hari Bebas Dapat Remisi di Hari Kemerdekaan, Warga Nganjuk Kembali Berurusan dengan Hukum |
![]() |
---|
Petugas Gabungan Razia Rumah Kos di Kertsono Nganjuk, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.