Berita Terbaru Kabupaten Kediri

SOSOK Bagus Ananto, Champion Cabai di Kediri dalam Menjaga Harga dan Menguatkan Ekonomi Petani

Sosok Bagus Ananto warga Brenggolo, Kecamatan Plosoklaten, Kediri, telah mengabdikan diri sebagai petani cabai selama lebih dari 15 tahun.

Penulis: Isya Anshori | Editor: faridmukarrom
Isya Anshori
Sosok Bagus Ananto warga Brenggolo, Kecamatan Plosoklaten, Kediri, telah mengabdikan diri sebagai petani cabai selama lebih dari 15 tahun. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI -  Salah satu petani cabai, Bagus Ananto (53), warga Desa Brenggolo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, telah mengabdikan diri sebagai petani cabai selama lebih dari 15 tahun.

Bersama rekan-rekannya, Bagus tergabung dalam Gapoktan Marsudi Tani, sebuah gabungan dari kelompok tani. Bagus sendiri kini menjabat sebagai ketua keempat, melanjutkan estafet kepemimpinan selama 10 tahun terakhir.

 Di bawah naungan Gapoktan ini, terdapat lima kelompok tani yang tersebar di wilayah Plosoklaten.

Sebagai petani cabai yang berpengalaman, Bagus mendapatkan arahan dan dorongan dari Dinas Pertanian Kabupaten Kediri untuk mengikuti pelatihan intensif terkait cabai.

Hasilnya, dia dipilih sebagai champion cabai, sebuah predikat yang diberikan kepada petani yang berperan dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan cabai. Di Jawa Timur hanya memiliki dua champion cabai, yaitu di Kediri dan Malang.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Jatim Sayangkan Aksi Brutal Dekan Fisip Unair Bekukan BEM Gegara Karangan Bunga

Peran para champion sangat strategis dalam memenuhi kebutuhan pasar, terutama saat terjadi kekurangan pasokan dan lonjakan harga cabai.

Sejak diamanati menjadi champion, Bagus juga merintis sebuah toko bernama Toko Tani Indonesia pada tahun 2022.

Toko ini hadir sebagai solusi untuk mendekatkan akses para petani cabai di wilayahnya agar dapat menjual hasil panennya dengan harga yang stabil.

Selain itu Toko ini bisa mengatasi problem yang sering muncul saat panen raya, yakni saat harga cabai di pasar cenderung tidak stabil dan petani sering kali mengalami kerugian karena minimnya pengepul.

"Sejak dua tahun lalu, saya dipercaya untuk mengelola Toko Tani Indonesia untuk komoditas cabai di wilayah Kecamatan Plosoklaten dan sekitarnya," tutur Bagus. 

Melalui Toko Tani ini, Bagus berupaya agar para petani cabai tidak kebingungan mencari pasar dan dapat memperoleh harga yang layak setiap hari. Harga di toko ini bahkan bisa menyamai harga di pasar induk, seperti di Pare.

Dalam kapasitasnya sebagai champion, Bagus bertanggung jawab kepada Kementerian Pertanian, khususnya melalui Dirjen Hortikultura. Pengangkatannya tidak lepas dari potensi luasnya lahan cabai di Kediri, yang mencapai 3.600 hektare di wilayah atas mencangkup Kecamatan Puncu dan Kepung dan 3.500 hektare di wilayah bawah di Kecamatan Plosoklaten, Gurah, dan Ngasem.

Potensi inilah yang mendorong penempatan champion di wilayah ini untuk memastikan pasokan cabai terjaga. Selain itu, mereka melaporkan kondisi pasokan dan harga pasar di Jawa Timur guna menghindari over suplai. Melalui champion ini pula, data terkait masa tanam, jumlah panen, hingga gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dapat dipantau dengan baik.


"Di Desa Brenggolo, ada lima kelompok tani dengan luas total 150 hektare. Dari jumlah itu, sekitar 80 hektare ditanami cabai. Saat panen raya, produksi cabai bisa mencapai 4-5 ton per hari, biasanya pada Januari atau Februari," ujarnya.

Bagus menjelaskan bahwa rata-rata cabai yang ditanam adalah jenis taun atau cabai keriting, yang memiliki masa panen lebih panjang dan tahan terhadap beberapa virus. Selain itu, sebagian petani juga mulai menanam jenis asmoro.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved