Berita Terbaru Kabupaten Blitar

Komentar Kemenag Soal Santri di Ponggok Blitar Meninggal Setelah Dilempar Kayu Berpaku Guru Ngaji

Komentar kantor Kemenag Kabupaten Blitar merespon insiden serang santri di kecamatan Ponggok, Kaupaten Blitar, meninggal dunia terkena lempar kayu

Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
ist
ilustrasi kayu berpaku 

TRIBUNMATARAMAN.COM I BLITAR - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar merespon insiden seorang santri di kecamatan Ponggok, kabupaten Blitar, meninggal dunia karena dilempar kayu berpaku oleh ustad. 

Plt Kasi Pendidikan Madrasah (Penma) Kantor Kemenag Kabupaten Blitar, M yaikhul Munib mengatakan sudah berkomunikasi dengan pengurus pondok terkait kasus itu.

"Memang kejadiannya di waktu pagi hari menjelang kegiatan sambangan (orang tua di pondok). Ini kejadian tidak di madrasah tapi di lokasi pondok," kata Munib, panggilan M Syaikul Munib, Jumat (27/9/2024). 

Menurutnya, berdasarkan penjelasan pengurus, waktu itu, para santri sedang antre untuk segera melaksanakan salat dhuha di pagi hari.

Baca juga: Santri di Ponggok Blitar Tews Dilempar Kayu Berpaku, Nenek Korban Masih Berusaha Ikhlas

"Biasa, waktu itu, anak-anak ada yang sedang bermain. Lalu, ada salah satu pengasuh yang mungkin sudah mengingatkan (para santri) berkali-kali dan mungkin tidak diindahkan, lalu melempar potongan kayu. Tidak menduga (potongan kayu) mengenai seorang santri," ujarnya. 

Dikatakannya, di belakang kayu ada paku dan mengenai kepala salah satu santri. 

"Sebetulnya, sudah ada tindakan cepat (dari pengasuh), santri itu dibawa ke rumah sakit. Namun kondisinya mungkin sudah kritis, dua hari sempat dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia," katanya.

"Yang jelas (kejadian) ini sebuah musibah, tidak ada unsur kesengajaan dan ini sudah kami komunikasikan dengan pihak lembaga dan pihak lembaga kooperatif siap untuk melakukan perbaikan sistem di internal mereka," lanjutnya. 

Baca juga: Profil Kota Blitar, Namanya Bermakna Kembalinya Bangsa Tartar

Kantor Kemenag Kabupaten Blitar, kata Munib, merasa prihatin dan ikut berbelasungkawa kepada korban. 

Selain itu, Kemenag juga menegaskan kekerasan dalam lembaga pendidikan, apapun bentuknya tidak selayaknya dilakukan.

"Kami berharap kejadian ini yang terakhir, jangan sampai terulang lagi, baik di lembaga yang sama maupun di lembaga lain. Kemenag berkomitmen untuk mendukung lembaga pendidikan yang ramah terhadap anak," katanya.

(samsul hadi/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved