Sebelum Daftar Jadi Cawagub Bu Risma, Gus Hans Sudah Pamit Baik-baik ke Golkar

TRIBUNMATARAMAN.COM | SURABAYA - Langkah politik KH Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang menjadi pendamping Tri Rismaharini dalam Pilgub Jatim 2024 merupakan salah satu kejutan dalam kontestasi tersebut.

Pasalnya, Gus Hans adalah kader Partai Golkar. 

Sementara, partai berlambang Pohon Beringin merupakan salah satu pengusung pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.

Baca juga: Meski Terkejut, Keluarga Gus Hans di Jombang Beri Restu Untuk Jadi Cawagub Bu Risma di Pilgub Jatim

 Adapun Bu Risma-Gus Hans menjadi Paslon Pilgub dengan diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Hanura. Artinya, kini Gus Hans yang Wakil Ketua Golkar Jatim itu akan berhadapan dengan partainya sendiri.  

Namun Gus Hans mengakui, beberapa jam sebelum mendaftar ke KPU, dia sudah pamit ke Golkar. Yakni langsung kepada M Sarmuji, Ketua DPD Golkar Jatim yang juga Sekjen Golkar.

"Sekitar jam 4 saya sudah zoom meeting dengan Pak Sarmuji dan dalam forum itu saya sudah pamit untuk bisa mengikuti kontestasi ini," kata Gus Hans di Kantor KPU Jatim, Kamis malam. 

Gus Hans tak bercerita rinci mengenai obrolan melalui virtual tersebut. Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum, Peterongan, Jombang itu hanya mengatakan bahwa pada saat itu dia menyampaikan tidak bisa melewatkan tawaran untuk menjadi pendamping Risma. 

Menurut Gus Hans ini adalah momentum untuk bisa berduet dengan Risma yang dinilainya bukan tokoh sembarangan. "Jarang saya bisa bermitra dengan sosok seperti Bu Risma yang memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam melakukan sesuatu. Beliau ini satset. Ini yang dibutuhkan Jawa Timur," ujarnya. 

Sementara itu, Tri Rismaharini atau Risma mengakui jika sebelumnya kenal dengan Gus Hans dalam satu momen di Makkah. Disela pendaftaran di KPU Jatim Risma menyebut bersama Gus Hans sudah berkomitmen untuk melakukan 'Resik-resik' di Jawa Timur, sebagaimana tagline yang kini mereka pakai. 

"Kita akan resik-resik yang kurang resik," seloroh Risma yang mantan Wali Kota Surabaya itu. 

(yusron naufal putra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer