Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Antisipasi Krisis Iklim, Bupati Mas Ipin Tenggelamkan Ratusan Bioreeftek di Teluk Prigi Trenggalek 

Sebanyak 240 bioreeftek ditenggelamkan di Teluk Prigi, dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati tanggal 5 Juni 2024

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/sofyan arif candra
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin bersama Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini (dua dari kanan) dan sejumlah finalis Putri Otonomi Indonesia (POI) Menempelkan Bibit Karang ke Bioreeftek Cinta di Pantai Mutiara, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek (TribunMataraman/Sofyan Arif Candra) 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Pemerintah Kabupaten Trenggalek menunjukkan keseriusannya dalam mewujudkan net zero emission (NZE) tahun 2045.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah menanam bibit karang dengan metode bioreeftek di Teluk Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Rabu (5/6/2024).

Sebanyak 240 bioreeftek ditenggelamkan di Teluk Prigi, dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni 2024 tersebut.

Baca juga: 15 finalis Putri Otonomi Indonesia Terpesono Keindahan Pantai Mutiara Trenggalek

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin) yang hadir didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini juga ikut menempelkan bibit karang ke batok-batok kelapa yang disusun menjadi bioreeftek.

Tak hanya itu, 15 finalis Putri Otonomi Indonesia (POI) yang sedang dikarantina di Trenggalek dalam rangka HUT Apkasi (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) juga ikut berdonasi dan menanam bibit karang.

Menurut Mas Ipin, replantasi terumbu karang merupakan salah satu aksi untuk mengantisipasi ancaman krisis iklim ekstrem yang semakin parah dari tahun ke tahun.

"Kalau dulu kita mempertahankan nyawa dengan memperjuangkan kemerdekaan, sekarang banyak yang kehilangan nyawa karena krisis iklim parah yang mengakibatkan bencana alam, kemudian krisis pangan dan perebutan sumber energi yang akhirnya memicu perang," kata Mas Ipin, Rabu (5/6/2024).

Replantasi karang ini sudah dilakukan beberapa tahun terakhir, baik oleh masyarakat sekitar Teluk Prigi maupun dari instansi lain.

Salah satunya adalah UIN Sunan Ampel Surabaya yang menggunakan penanaman bibit karang menggunakan model laba-laba, dan model meja (transek), dan juga Fish Apartment dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Perkembangannya dari video underwater (bawah laut) sudah muncul anemon, ikan badut, dan ikan karang," lanjutnya.

Diceritakan Mas Ipin, Teluk Prigi merupakan korban dari bombing dan potas untuk penangkapan lobster dan ikan hias yang diperjualbelikan.

"Selain itu ada bleaching karena suhu bumi naik, panas laut ikut tinggi. Pasir putih yang ada di Pantai Mutiara juga terjadi karena serpihan karang mati yang terbawa arus laut ke daratan," ucap Wakil Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu.

Dengan penanaman bibit karang tersebut diharapkan bisa mengembalikan ekosistem laut dan juga mengoptimalkan penyerapan karbon yang nantinya bisa dikonversikan menjadi pendapatan daerah sebagai potensi blue carbon.

Selain itu taman bawah laut Teluk Prigi yang diberi nama Taman Laut Karang Tresno, menurut Mas Ipin punya potensi wisata yang diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Mas Ipin juga berharap 15 finalis POI yang ikut replantasi terumbu karang bisa menjadi duta wisata yang mengutamakan kepentingan ekologi.

"Jangan destruktif tourism, tapi harus regeneratif tourism, karena pariwisata kabupaten harus didasari kesadaran ekologi," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved