Pinsar Blitar Salurkan Cadangan Jagung Pemerintah kepada Peternak

TRIBUNMATARAMAN.COM - Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Blitar menyalurkan cadangan jagung pemerintah (CJP) kepada peternak ayam di Kabupaten Blitar, Senin (26/2/2024).

Kali ini, pengurus Pinsar Blitar menyalurkan sebanyak 10 ton cadangan jagung pemerintah dengan cara dikirim langung ke kandang salah peternak ayam di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Musman Afandi. 

"Hari ini, kami menyalurkan cadangan jagung pemerintah langsung ke salah satu peternak yang mendapat pagu sekitar 27 ton dan yang kami antarkan pada hari ini sekitar 10 ton," kata Ketua Pinsar Blitar, Suyanto.

Suyanto mengatakan cadangan jagung pemerintah merupakan jagung subsidi dari pemerintah yang dijual dengan harga di bawah pasaran kepada peternak ayam ketika harga jagung mahal. 

Sekarang, harga jagung di kisaran Rp 6.500 per kilogram. Beberapa bulan lalu, harga jagung lumayan mahal sempat tembus Rp 9.000 per kilogram.

"Ketika harga jagung mahal, asosiasi peternak mengusulkan cadangan jagung pemerintah agar diturunkan," ujar Suyanto.

Menurut Suyanto, Pinsar Blitar mendapat kuota cadangan jagung pemerintah sekitar 36.000 ton. Kuota itu dibagi kepada 380 peternak yang dikoordinir oleh Pinsar Blitar. 

Dari total kuota 36.000 ton, sebanyak 8.458 ton disalurkan kepada 330 peternak mikro dan sekitar 27.690 ton disalurkan kepada 50 peternak menengah yang dikoordinir Pinsar Blitar. 

Peternak mikro merupakan peternak yang populasi ayamnya di bawah 10.500 ekor. Sedang peternak menengah, populasi ayamnya di atas 11.000 ekor. 

"Kuota ini pengajuan untuk tiga bulan mulai November 2023, Desember 2023 serta Januari 2024 dan ini ada perpanjangan sampai Maret 2024," katanya.

Dikatakan Suyanto, harga jagung subsidi dari pemerintah untuk curah Rp 4.900 per kilogram dan untuk kemasan Rp 5.000 per kilogram pengambilan lokasi gudang Bulog Surabaya.

Pemerintah membatasi harga jagung subsidi paling tinggi sampai ke peternak Rp 5.500 per kilogram. (*/adv)

(Samsul hadi/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer