Kampus Bergerak Ingatkan Presiden
Pernyataan Sikap Guru Besar Unesa: Semua Pihak Harus Tetap Dalam Koridor Kode Etik
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengajak semua pihak mengawal proses pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang.
TRIBUNMATARAMAN.COM - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengajak semua pihak mengawal proses pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang.
Ajakan tersebut disampaikan guru besar, sivitas akademika, dan alumni melalui aksi yang bertajuk 'Mengawal Demokrasi, Menjaga NKRI'.
Setidaknya sembilan guru besar termasuk Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A., yang juga Ketua Senat Akademik Universitas (SAU) hadir dalam aksi di Laboratorium Merdeka Belajar, Kampus II Lidah Wetan, Senin (5/2/2024).
Baca juga: BREAKING NEWS - 7 Guru Besar Ikuti Aksi Unair Memanggil, Soroti Penghancuran Demokrasi
Koordinator aksi, Dr. Martadi, M.Sn., menegaskan sudah menjadi komitmen dan tanggung jawab sivitas akademika yang menjadi moral force untuk memastikan dan menjaga agar dinamika politik tidak berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kami turut memberikan kontribusi, memberikan spirit moral dan mengingatkan semua bahwa pemilu bukan segalanya. Goal akhir dari pemilu ialah menciptakan NKRI yang sejahtera, adil dan makmur untuk semua masyarakat," ucap Direktur Lembaga Pendidikan dan Sertifikasi Profesi (LPSP) UNESA itu.
Martadi menambahkan seruan ini tidak ditujukan kepada pihak, kelompok atau individu tertentu, tetapi sebagai pesan kepada seluruh masyarakat dan elemen bangsa untuk mengawal pesta demokrasi yang tinggal menghitung hari bisa berjalan aman, damai, jujur dan adil.
"Semua pihak juga harus tetap pada koridor etik dalam mewujudkan demokrasi yang sehat, sehingga bangsa ini tetap bisa utuh dan pemilu mampu melahirkan pemimpin yang membawa bangsa ini ke cita-cita yang diharapkan bersama," terang dia.
Baca juga: Pernyataan Sikap Untag Surabaya Tanggapi Situasi Politik 2024, Tolak Politik Dinasti dan Intimidasi
Pria kelahiran Ngawi itu sekali lagi menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk mengingatkan dan mengajak seluruh pihak mensukseskan pesta demokrasi dan menjaga persatuan.
Justru bisa menjadi persoalan ketika kampus diam saat melihat dinamika yang memicu perpecahan.
"Tugas kami adalah mengingatkan. Itu dijamin dalam undang-undang sebagai kebebasan akademik. Kami hari ini memanfaatkan kebebasan yang dijamin undang-undang itu untuk memberikan pesan moral kepada seluruh pihak, agar tetap dingin dan terjaga kebersamaan dan persaudaraan," tegasnya.
Unesa tidak ingin, hanya karena pemilu, perbedaan pandangan dan pilihan politik lantas menimbulkan gejolak. Harganya terlalu besar yang harus dibayar ketika pemilu memecah belah bangsa.
Adapun pernyataan sikap guru besar, sivitas akademika, dan alumni kampus 'Rumah Para Juara' dalam Mencermati dinamika politik nasional pada proses Pemilu 2024 dan untuk mengawal tegaknya demokrasi, serta menjaga keutuhan NKRI menuju Indonesia Emas 2045, kami guru besar, sivitas akademika, dan alumni Unesa menyatakan sikap,
Pertama, mendorong semua pihak untuk menjaga kebersamaan dan suasana kondusif demi terwujudnya demokrasi yang sehat berasaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kedua, mendorong semua elemen bangsa memberikan teladan yang bijak dengan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan untuk suksesnya Pemilihan Umum 2024.
Guru besar Unesa dan sivitas akademika juga mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN), Pejabat Negara dan Pemerintah, TNI, dan Polri untuk menjaga netralitas dan tidak memihak dalam Pemilihan Umum 2024.
Forum Civitas Akademika Perguruan Tinggi Banyuwangi Serukan Pernyataan Sikap Jelang Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Akademisi Unmuh Jember Serukan Penyimpangan Demokrasi Era Jokowi Jelang Pemilu 2024 |
![]() |
---|
44 Profesor ITS Minta Jokowi Netral, Menolak Disebut Partisan |
![]() |
---|
Isi Petisi Universitas Brawijaya Jelang Pemilu 2024: Capres dan Cawapres Berpolitik Secara Etis |
![]() |
---|
Stafsus Presiden Tanggapi Petisi Perguruan Tinggi Untuk Jokowi: Cuma 9 Dari 4 Ribu Kampus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.