Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Kisah Oscar Tabun Pengusaha Marmer Tulungagung, Cuan Makin Lumer Sejak Beralih Pakai Listrik PLN

Sejak beralih menggunakan listrik PLN untuk operasional mesin potong batu, cuan pengusaha marmer di Tulungagung makin lumer

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Mesin pemotong batu untuk mempersiapkan bahan baku kerajinan marmer milik Oscar Tabun di Desa/Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung. 

Oscar mengaku, sebelum beralih ke listrik PLN sering pusing memikirkan solar.

Saat sedang tidak ada uang ia harus pinjam lebih dulu agar mesinnya bisa beroperasi.

Sementara untuk 10 mesin bubut, saat itu Oscar menggunakan masing-masing mesin dengan daya 1 PK dan 1,5 PK.

Satu mesin bubut digerakkan satu mesin diesel karena lokasinya yang saling berjauhan. 

Dalam satu hari, 10 mesin diesel ini menghabiskan 30 liter solar. 

"Kalau dikonversi dengan harga solar subsidi saat ini Rp 6.800 per liter, maka satu hari habisnya Rp 204.000," ujarnya. 

Jika dihitung kebutuhan solar per bulan, maka habisnya Rp 6.120.000. 

Saat ini setiap mesin bubut dibuatkan jaringan listrik sendiri dengan daya rumah tangga. 

Satu mesin rata-rata hanya menghabiskan Rp 400.000 per bulan, atau total menghabiskan Rp 4.000.000.

"Dari 10 mesin bubut ini bisa menghemat sekurangnya Rp 2 juta per bulan. Kalau jangka panjang tentu bisa menghemat jauh lebih besar lagi," katanya. 

Biaya solar bukan satu-satunya yang menjadi beban operasional jika menggunakan mesin diesel. 

Mesin diesel juga lebih gampang rusak dibanding dinamo motor yang lebih sederhana.

Setiap minggu pasti ada mesin yang rusak dan harus diperbaiki.

Selain biaya perbaikan, Oscar juga harus menanggung beban penggantian suku cadang yang rusak. 

Karena seringnya menangani mesin diesel yang rusak, ayah dua anak ini menjadi ahli memperbaiki mesin diesel.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved