Implementasi Kurikulum Merdeka

SD Maarif Jogosari Pandaan Ajak Anak-anak Cinta Matematika Lewat Pembelajaran Inkuiri Ala Jepang

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, SD Maarif Jogosari Pandaan mengajak anak-anak cinta matematika dengan cara belajar ala Jepang

|
Editor: eben haezer
ist/citizen reporter
Beberapa murid SD Maarif Jogosari Pandaan bekerjasama mengerjakan tugas matematika 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Penguatan kemampuan literasi dan numerasi para murid menjadi salah satu concern utama SD Maarif Jogosari di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, dalam implementasi kurikulum merdeka.

Sebab dengan kemampuan literasi dan numerasi yang baik, siswa akan lebih siap menghadapi perkembangan zaman di era digital yang serba cepat dan dinamis. Dengan kemampuan literasi dan numerasi yang baik, siswa juga akan mampu berpikir secara kritis, rasional, dan sistematis, dalam menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi.

Hal ini disampaikan kepala SD Maarif Jogosari, Nurul Khusnaini, kepada tim Salipan (Saling Liputan) ke sekolah yang digelar Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur. 

Baca juga: Optimalkan Implementasi Kurikulum Merdeka Lewat Pendampingan Peran Komunitas Belajar

Dia menjelaskan, dalam memperkuat kemampuan numerasi para murid, sekolah mengadopsi pembelajaran inkuiri dari negeri Sakura atau Jepang.

"Pembelajaran inkuiri negeri Sakura ditetapkan di kelas 1 dan 4. Dengan model itu, siswa menjadi lebih menikmati proses pembelajaran, serta menjadi semakin menyukai pelajaran matematika yang selama ini menjadi momok," katanya.

Dia menjabarkan, program numerasi yang ditawarkan oleh Negeri Sakura bersifat membebaskan dan mengajak anak untuk menikmati setiap proses pembelajaran berhitung tanpa harus menuntut mereka untuk menyelesaikan seluruh pelajaran hanya dalam satu momen saja.

"Tidak ada PR maupun ketentuan tertentu yang harus mereka capai jadi pembelajaran ini sifatnya lebih kepada proses belajar itu tadi," kata dia.

Ditambahkannya, dalam model pembelajaran inkuiri dari Jepang ini, anak tidak dipaksakan untuk menguasai seluruh materi.

"Jadi pembelajarannya lebih kepada pemenuhan kebutuhan berdasarkan pemetaan gaya belajar maupun profil belajar siswa di kelas 1 dan 4," ujarnya.

Selain itu, dia menyebutkan suasana belajar di sekolah menjadi lebih menyenangkan bagi anak-anak. Mereka tidak merasa terbebani karena kalaupun ada kesalahan, itu pun menjadi pelajaran penting bagi mereka.

"Di dalam pembelajaran ini, fokus utamanya adalah penanaman karakter senang untuk belajar. Ini menjadikan anak-anak menikmati setiap proses yang mereka jalani. Mereka juga diajari berkolaborasi dengan teman karena dalam pembelajaran ini juga ditanamkan bahwa sumber belajar utama tidak hanya dari buku atau guru,tetapi juga dari teman," urainya.

"Prinsipnya, kemampuan di literasi dan numerasi harus terus ditumbuhkan karena ini adalah basic skill yang harus mereka kuasai untuk menghadapi tuntutan zaman," katanya mengakhiri.  

 

Penulis: Bagus Priambodo, Pengelola Website BBPMP Jatim

(tribunmataraman.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved