Pekerja Migran

Nasib Giarti, Pekerja Migran Tulungagung di Malaysia yang 10 Tahun Gaji Diembat Tetangga

Inilah kabar terbaru Giarti, pekerja migran Tulungagung di Malaysia yang selama 10 tahun gajinya diembat tetangga tanpa sepengetahuan keluarga

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
ist
Giarti (39) warga Desa Kaliwungu, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung yang diduga dieksploitasi selama 10 tahun bekerja di Malaysia. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Giarti (39), warga desa Kaliwungu, kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, menjadi korban eksploitasi di Malaysia selama 10 tahun. 

Gaji perempuan yang merupakan pekerja migran ilegal dari Tulungagung itu, selama 10 tahun dinikmati oleh tetangganya, WT, yang juga membawanya bekerja ke Malaysia. 

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Tulungagung telah mendapatkan informasi tersebut dan memastikan bahwa Giarti adalah pekerja migran ilegal. 

Baca juga: Kisah Perempuan Tulungagung 10 Tahun Hilang di Malaysia, Ternyata Dieksploitasi Tetangga

Kesimpulan ini didapat setelah penelusuran identitas Giarti dalam data pekerja migran yang berangkat dari Kabupaten Tulungagung.

Giarti, perempuan dengan keterbelakangan mental ini sebelumnya dipekerjakan selama 10 tahun di Malaysia, dan diduga dieksploitasi.

Selama 10 tahun bekerja, gajinya selalu dikirimkan ke keluarga melalui WT, tetangga yang membawanya bekerja di Malaysia.

Selama itu pula uang hasil jerih payahnya tidak pernah sampai ke orang tuanya, dan diduga ditilap WT.

“Kami pastikan dia ilegal, tidak berangkat lewat Disnakertrans. Namun kami akan tetap membantunya,” ucap Kepala Disnakertrans Tulungagung, Agus Santoso.

Lanjutnya, bantuan yang mungkin dilakukan adalah pelacakan identitas dan keberangkatannya.

Disnakertrans akan mengumpulkan data yang diperlukan, termasuk sosok yang memberangkatkan.

Namun proses pemulangan sepenuhnya menjadi wewenang Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

“Yang pasti sejauh ini ada upaya untuk mengembalikan Giarti ke Indonesia. Majikannya di Malaysia juga proaktif,” sambung Agus.

Terkait uang gajinya selama di Malaysia yang diduga dibawa kabur WT, Agus menyarankan untuk melapor ke polisi.

Menurutnya, apa yang terjadi kepada Giarti sudah masuk ranah tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Disnakertrans juga akan siap menjadi saksi ahli jika memang diperlukan oleh kepolisian.

“Apa yang terjadi antara Giarti dan orang yang membawanya itu sudah kriminal. Kami siap mendampingi sebagai ahli,” tegas Agus.

Sekitar 10 tahun lalu Giarti pergi ke Malaysia karena diajak tetangganya WT, dengan janji dipekerjakan sebagai pembantu dengan upah Rp 2.000.000 per bulan.

Keluarga sebenarnya keberatan karena kondisi Giarti yang mengalami keterbelakangan mental.

Namun di tengah kemiskinan akhirnya tawaran itu diterima dan Giarti diterbangkan ke Malaysia.

Sejak kepergian itu Giarti putus kontak dengan keluarganya di Tulungagung.

Sedangkan WT yang sering pulang kampung selalu bilang  sudah hilang kontak  dengan Giarti karena mendapatkan majikan baru.

Giarti akhirnya ditemukan pekerja migran asal Jember tengah sakit di sebuah panti jompo di Johor Malaysia.

Majikan baru Giarti, pemilik toko yang mempekerjakannya juga membantu untuk berusaha memulangkan ke Tulungagung.

Mereka berhasil menghubungi keluarga melalui kontak yang adai situs Desa Kaliwungu.

Dari percakapan Giarti dengan keluarga terungkap, jika selama ini uang hasilnya bekerja selalu diminta WT untuk dikirim ke Tulungagung.

Namun selama itu pula keluarga tidak pernah menerima kiriman uang. 

Akibat memikirkan anaknya yang hilang di Malaysia, ibu Giarti sakit dan meninggal dunia, sedangkan ayahnya mengalami stroke. 

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer
 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved