Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Anggarannya Terpakai Untuk Bersihkan Sampah, Grebek Suro di Pantai Gemah Tulungagung Ditunda

Atraksi wisata Grebeg Suro di pantai Gemah, Tulungagung, tahun ini ditunda karena anggarannya telah terpakai untuk bersihkan sampah di pantai

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Alat berat dioperasikan untuk membersihkan sampah di Pantai Gemah, Tulungagung 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Banjir sampah di Pantai Gemah Desa Keboireng, Kecamatan Besuki  yang terjadi minggu lalu mempengaruhi atraksi wisata Grebeg Suro yang rutin dilaksanakan setiap tahun.

Kegiatan yang biasa dilaksanakan setiap 1 Muharam ini harus ditunda.

Menurut Ketua Pokdarwis Pantai gemah, Imam Rojikin, dana kegiatan ini terpaksa harus dialihkan untuk pembersihan sampah.

Baca juga: Pengelola Pantai Gemah Kerahkan Alat Berat Untuk Menyingkirkan Sampah Dari Laut

"Dana kami sangat terbatas untuk pembersihan sampah kemarin. Terpaksa dana untuk Grebeg Suro dipakai untuk pembersihan sampah," terang Rojikin.

Total area yang dibersihkan hampir mencapai 2 kilometer, mencakup Pantai Gemah dan Pantai Bayem.

Karena sampahnya sangat tebal dan volumenya sangat besar, proses pembersihan menggunakan satu ekskavator dan satu bulldozer.

Seluruh proses pembersihan menghabiskan anggaran sekitar Rp 30 juta.

Baca juga: Pantai Gemah Penuh Sampah, Pengelola Keluhkan Para Pihak Yang Dapat Dana Sharing Namun Tak Peduli

"Habis Rp 30 juta, seperti dana yang kami siapkan untuk Grebeg Suro. Yang paling mahal memang sewa alat berat," sambung Rojikin.

Karena luasnya area yang dibersihkan dan tingginya volume sampah, butuh waktu seminggu untuk proses pembersihan.

Sewa alat berat ini rata-rata Rp 175.000 per jam, sementara ada 2 alat berat yang dikerahkan.

Pihak penyewa masih harus menanggung bahan bakar dan biaya angkut ala berat.

"Semua biaya kami sendiri (Pokdarwis) yang menanggung. Memang sangat memberatkan," keluh Rojikin.

Rojikin tidak bisa memberi kepastian, kapan Grebeg Suro akan dilaksanakan.

Pihaknya hanya berusaha agar atraksi wisata ini tetap bisa dilaksanakan, meski waktunya harus diundur.

Selain menjaga tradisi, Grebeg Suro juga salah satu atraksi wisata yang menarik perhatian para wisatawan.

"Diundur sampai batas waktu yang belum ditentukan," tandas Rojikin.

Sebelumnya terjadi banjir sampah di Pantai Gemah dengan volume luar biasa besar.

Bahkan banjir sampah kali ini disebut paling buruk dibanding kejadian sebelumnya.

Banjir sampah ini sebagai dampak dibukanya pintu Bendungan Niyama, muara Sungai Niyama di Desa Besuki, Kecamatan Besuki.

Sungai Niyama adalah muara dua sungai besar pencegah banjir, Parit Raya dari Kabupaten Trenggalek dan Parit Agung dari Kabupaten Tulungagung.

Kedua sungai ini membawa berton-ton sampah yang tertahan di Sungai Niyama.

Saat pintu Bendungan Niyama dibuka, maka berton-ton sampah ini masuk ke Teluk Popoh.

Dari Teluk Popoh sampah menyebar ke pantai-pantai yang ada di sekitarnya, seperti Pantai Sidem, Niyama, Midodaren, Bayem, Gemah dan Klatak.

Nahasnya Pokdarwis Pantai Gemah harus menanggung biaya pembersihan sampah ini.

Mereka mengeluhkan karena para pihak yang menerima dana sharing dari Pantai Gemah tidak pernah peduli.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer   
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved