Murid SD Keracunan Teh Kemasan

Cerita Lengkap Siswa SD di Probolinggo Keracunan Massal Setelah Minum Teh Kemasan Kedaluwarsa

Para siswa SD di Kota Probolinggo keracunan massal setelah meminum teh kemasan yang sudah kedaluwarsa, yang mereka dapat dari ulang tahun temannya

Editor: eben haezer
ist
Para siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Tahfidz Bintangku, Kota Probolinggo, tengah dirawat di IGD Dr. Mohamad Saleh karena keracunan minuman teh kemasan, Jumat (12/5/2023).  

"Di sana, kami tak menemukan teh kemasan maupun air minuman kemasan lain yang kedaluwarsa. Kami sudah membuat teguran kepada penjual. Selanjutnya, kami akan bersurat secara resmi untuk melaksanakan pembinaan," tandasnya.

Kondisi Korban

Sementara itu, sampai saat berita ini diunggah, sebanyak 17 siswa sudah diperbolehkan pulang dari RSUD Dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo.

RS itu sebelumnya menangani 20 siswa yang keracunan. 

Kini masih ada 2 siswa yang rawat inap, dan satu siswa masih menjalani observasi untuk menentukan apakah memang perlu menjalani rawat inap.

Plt Direktur RSUD Dr Mohamad Saleh, dr Abraar HS Kuddah mengatakan semula ada 19 siswa SDIT Tahfidz Bintangku yang dilarikan ke rumah sakit usai keracunan.

Mereka menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Mereka dicurigai keracunan minuman (teh kemasan). Gejala yang mereka derita mual dan pusing," katanya.

Setelah dilakukan perawatan intensif, 17 siswa sudah diperbolehkan pulang ke rumah karena kesehatannya stabil pada pukul 14.30 WIB-15.30 WIB secara bergiliran.

Sementara, dua siswa lain dirawat inap. Hal itu bukan tanpa sebab. Dua siswa tersebut masih bergejala mual dan pusing. Sehingga, tim medis khawatir jika keduanya mengalami dehidrasi jika pulang ke rumah.

"Pada sore hari, sekira pukul 16.00 WIB, kami menerima seorang siswa lagi yang mengalami keracunan. Sehingga total ada 20 siswa keracunan yang dilarikan ke RSUD Dr Mohamad Saleh. Kami belum memutuskan dia dirawat inap atau tidak. Kami masih melakukan observasi," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo, dr. Nurul Hasanah Hidayati menjelaskan pihaknya tetap memantau kondisi kesehatan 17 siswa yang diperbolehkan pulang.

"Kami meminta keluarga dan pihak sekolah untuk membantu kami memantau kesehatan siswa," tandasnya.

(danendra kusumawardana/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved