Warna Warni Ramadan
Tradisi Sholat Tarawih Cepat di Pondok Mantenan Blitar: Berhasil Membuat Jemaah Memadati Masjid
Sholat tarawih di Ponpes Mamba'ul Hikam di Blitar dikenal sebagai sholat tarawih cepat atau sholat tarawih kilat. Seperti ini tradisinya
Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
"Karena ulama pelayan umat, ulama hadir mencarikan solusi agar umat mau beribadah. Ulama hadir harus mencarikan solusi bagaimana umat mau ibadah. Beliau (Mbah Abdul Ghofur) mencarikan solusi sholat tarawih dipercepat," katanya.
Menurutnya, pada masa itu, di sekitar Desa Mantenan, umatnya rata-rata petani. Ketika siang mereka kerja di sawah, makanya kalau malam harus ikut sholat tarawih dengan durasi lama sudah tidak mampu.
"Akhirnya dicarikan solusi sholat tarawih dipercepat, yang tanpa melanggar dan tidak mengurangi nilai-nilai sholat. Misalnya, (baca) Fatihah jangkep (lengkap), juga bacaan tarawih, kemudian tuma'ninah terpenuhi," ujarnya.
Jadi, kata KH Muhammad Dliya'uddin, mulai tahun 1907, kakeknya Kiai Abdul Ghofur mengajak masyarakat di sekitar Desa Mantenan ikut jemaah sholat tarawih cepat.
Dengan dipercepat, para jemaah yang mengikuti sholat tarawih ramai lagi hingga akhir Ramadan.
"Ini inti dari pada sholat tarawih yang dilaksanakan di Pondok Mantenan, yang diawali oleh pendirinya Mbah Yai Abdul Ghofur, diteruskan anaknya, Mbah Yai Sulaiman Zuhdi, lalu diteruskan adiknya Mbah Yai Zubaidi Abdul Ghofur, dan diteruskan lagi oleh adiknya Mbah Yai Abdullah," katanya.
"Semuanya mursyid. Mbah Abdul Ghofur mursyid tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah Al Mujaddidiyah. Jadi, bukan apa ya, bukan sekadar dipercepat dan tidak mencari sensasi, tapi ada dasar dan tuntunannya. Tidak keluar dari tuntunan dan syariat," tambahnya.
(samsul hadi/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.