Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Kasat Reskrim Polres Tulungagung: 'Tak Ada Ampun Untuk Penimbun Sembako'

Kasat Reskrim Polres Tulungagung menjamin tak akan memberi ampun pada para penimbun sembako yang ingin memanfaatkan kesempatan jelang Ramadhan

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Agung Kurnia Putra. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Satgas Pangan Kabupaten Tulungagung memantau harga menjelang bulan Ramadhan.

Sejumlah komoditas yang diwaspadai adalah cabai, telur dan minyak goreng.

Menurut Kasatgas Penindakan Satgas Pangan Tulungagung, AKP Agung Kurnia Putra, memang ada kenaikan harga sejumlah komoditas.

“Kenaikannya masih dianggap wajar. Karena rata-rata pedagang sudah dapat harga tinggi dari distributor,” terang Agung.

Terkait tiga komoditas yaitu telur, minyak dan cabai, Agung mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mengawasi harga.

Diperkirakan harga akan mulai naik dua minggu menjelang puasa.

Kemudian harga akan mencapai puncaknya dua minggu menjelang lebaran.

“Kalau beras, Tulungagung salah satu penghasil beras. Jadi harga tidak mungkin melonjak,” tambah Agung.

Pengawasan komoditi yang rawan melonjak ini dilakukan dari hulu hingga hilir, termasuk distribusi dan gudang-gudang.

Fokus pengawasan adalah untuk mencegah penimbunan komoditi pangan yang dibutuhkan masyarakat.

Khusus untuk minyak goreng, peredarannya dikontrol penuh dari hulu.

Satgas pangan di daerah hanya bertugas mengawasi saja.

“Sejauh ini stok minyak goreng masih aman. Harganya juga masih aman,” ucap perwira polisi yang menjabat Kasat Reskrim Polres Tulungagung ini.

Komoditi lain yang juga diperhatikan adalah kedelai.

Sebab jenis kacang ini mempengaruhi industri dalam skala luas.

Satgas Pangan juga diminta untuk memastikan tidak ada penimbunan kedelai.

Sementara temuan di lapangan, saat ini harga Minyak Kita konsumen sudah Rp 15.000 per liter.

Padahal minyak program pemerintah ini sebenarnya dipatok Rp 14.000 per liter.

Terkait hal ini, Agung mengatakan temuan ini akan menjadi perhatian Satgas.

“Nanti kami lihat, apakah para penjual ini sudah dapat harga tinggi, atau memang ada permainan harga,” tegas Agung.

Meski demikian Agung mengaku tidak akan sembrono menjatuhkan sanksi kepada pedagang.

Sebab dikhawatirkan sanksi justru akan membuat kepanikan di antara para pedagang.

Dampaknya para pedagang akan takut menjual komoditi pangan yang berisiko.

“Kalau pedagang takut, siapa nanti yang akan berjualan? Justru malah akan memicu lonjakan harga,” ungkapnya.

Satgas hanya akan menindak segala bentuk penimbunan komoditi yang memicu kelangkaan.

Indikasinya stok barang sulit ditemukan di pasaran, atau bahkan hilang di pasaran.

Sementara ada pihak yang mempunyai simpanan stok melimpah.

“Kalau sudah menimbun, tidak ada ampun lagi. Akan kami tindak,” pungkas Agung.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved