Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Puluhan Sapi di Trenggalek Diserang LSD, Vaksin Dari Jakarta Belum Dikirim

Dinas Peternakan Trenggalek masih menunggu kiriman vaksin Lumpy Skin Disease (LSD) dari pemerintah pusat. Padahal puluhan sapi sudah terjangkit

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/sofyan arif candra
Sapi di Trenggalek yang terserang LSD. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek masih menunggu kiriman vaksin Lumpy Skin Disease (LSD) dari pemerintah pusat.

Saat ini stok vaksin untuk penyakit benjol kulit pada sapi tersebut sedang kosong. Padahal sapi-sapi di Trenggalek sudah mulai terserang LSD.

Sedangkan sapi yang sudah menerima vaksin LSD baru 2 ribu ekor atau 30 persen dari total populasi sapi di Trenggalek.

Baca juga: 20 ekor sapi di Kabupaten Trenggalek terinfeksi Lumpy Skin Disease

"Yang pertama 700 dosis, lalu yang kedua 1300 dosis, semua dialokasikan ke sapi perah," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani, Rabu (15/2/2023).

Prioritas sapi perah ini dipilih karena sistem pemeliharaan sapi perah mayoritas lebih dari satu ekor.

Sehingga ketika sudah ada seekor sapi saja yang terinfeksi akan gampang sekali menular ke sapi lainnya di kandang tersebut.

"Ini akan sangat mengganggu perekonomian para peternak," lanjutnya.

Selama vaksin LSD masih kosong, Dinas Peternakan hanya bisa melakukan antisipasi penularan LSD dengan melakukan sosialisasi melalui leaflet dan media lainnya.

"Kita meminta waspada terutama lali lintas angkutan hewan yang keluar masuk Trenggalek. Kemudian juga kebersihan kandang, karena LSD ini penurunannya menggunakan vektor salah satunya lewat lalat caplak ataupun nyamuk," jelas Ririn.

Penyakit kulit ini, lanjut Ririn memang tidak bisa menyebabkan kematian. Hanya saja peternak akan rugi besar ketika sapinya terserang LSD karena harga jualnya anjlok lantaran kondisi kulitnya jelek.

"Kita mengimbau jika ada ternak yang sedang terinfeksi LSD jangan dijual dulu, karena harganya pasti turun, selain itu berpotensi akan menularkan ke sapi lainnya karena dibawa kemana-mana," ungkap Ririn.

Sapi yang terinfeksi LSD seharusnya diisolasi atau dipisahkan dengan sapi lainnya dan tidak dibawa kemana-mana.

Ia memastikan sapi yang terinfeksi LSD bisa diobati dan disembuhkan.

"Kita dampingi, obati sampai sembuh. Bisa cepat bisa sampai dua bulan, tergantung kondisi sapinya," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved