Pembunuhan di Junjung Tulungagung

Curhat Ayah Gadis Muda Korban Pembunuhan di Junjung Tulungagung: "Apa Salah Anak Saya?"

Ayah gadis muda korban pembunuhan di Junjung, Tulungagung, masih tak percay aanaknya tewas diduga dibunuh. Inilah kenangannya

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Anggota Unit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung naik ke genteng rumah korban untuk menemukan petunjuk dalam kasus pembunuhan terhadap seorang gadis muda yang ditemukan dengan sejumlah luka tusuk di kamarnya. 

TRIBUNMATARAMAN.COM -  Didik (54) terlihat tenang saat berkisah tentang anak gadisnya itu, AK (24) yang tewas dibunuh.

Didik adalah ayah di Desa Junjung, kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, yang anak gadisnya meninggal diduga dibunuh di dalam kamarnya.

Ayah dua anak ini begitu tabah dan tidak mau menaruh curiga kepada siapa pun atas kematian anak bungsunya itu.

Baca juga: Polisi Menduga Pelaku Pembunuhan Gadis Muda di Tulungagung Sudah Paham Situasi Rumah Korban

"Tidak boleh curiga, dosa kalau curiga sama orang lain. Kami pasrah sama penegak hukum," ucapnya saat ditemui di rumahnya di Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Selasa (20/12/2022).

Namun akhirnya Didik tak sanggup menahan kepedihan hatinya.

Matanya memerah dan suaranya terbata-bata menahan sedih.

Ia tidak menyangka AK pergi dengan cara yang tragis.

"Apa salah anak saya sampai begitu?" ucapnya sambil sesenggukan.

Didik mengatakan, AK adalah tipe anak rumahan.

Dia tidak pernah pernah bergaul yang aneh-aneh karena mobilitasnya terbatas.

Baca juga: Gadis Muda yang Diduga Korban Pembunuhan di Junjung Tulungagung Ternyata Anak Ketua RW

Baca juga: Breaking News, Gadis di Junjung Tulungagung Ditemukan Tewas Diduga Dibunuh di Kamar

AK selalu diantar Didik atau kakaknya karena tidak bisa mengendarai sepeda motor.

"Saya atau kakaknya selalu antar kemana dia mau pergi. Bergaulnya juga gak macam-macam," ujar Didik.

Kronologi Pembunuhan Gadis Muda di Tulungagung

Didik berkisah, dirinya berkomunikasi dengan AK pada Minggu (18/12/2022) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

Saat itu Didik mengetok rumah AK yang hanya berjarak 3 meter dari rumahnya.

Keduanya memang tinggal di rumah berbeda namun ada di dalam pagar yang sana.

Saat itu Didik ingin memastikan AK sudah makan.

Didik lalu pergi membeli ayam bakar, karena anaknya itu belum makan.

Setelah itu Didik melanjutkan nonton final Piala Dunia hingga Senin (19/12/2022) pukul 01.00 WIB, dan mulai tidur pukul 02.00 WIB.

Saat subuh biasanya Didik membangunkan AK untuk diajak salat berjamaah.

Namun kali ini Didik tak membangunkan AK karena sedang menstruasi.

"Saya hanya ketok pintunya saja. Kalau biasanya saya pasti tarik dia sampai bangun untuk salat bersama," sambungnya.

Hingga pukul 06.00 WIB Didik hendak berangkat ke ladang.

Kali ini ia bermaksud membangunkan AK untuk pamit, sebab jika tidak pamit AK akan marah.

Biasanya AK akan cium tangan sebelum mengizinkan ayahnya pergi ke kebun.

"Kalau dia pergi kan wajib pamit cium tangan, begitu juga kalau saya pergi juga disuruh pamit sama dia," tutur Didik.

Saat masuk ke rumah, Didik melihat ceceran darah di dekat kamar mandi.

Tanpa curiga ia sempat membersihkan ceceran darah itu.

Karena bermaksud membangunkan AK, Didik masuk ke dalam kamar.

Saat itu ia melihat AK seperti tertidur namun tubuhnya kaku.

Pada lengan kiri atas terlihat luka menganga.

Seketika Didik mengaku syok melihat kondisi anaknya.

"Spreinya warna hitam, jadi tak kelihatan ada bercak darah. Saya langsung telpon kakaknya," ungkap Didik.

IM, kakak AK sedang ada di Malang saat ditelepon oleh Didik.

IM lalu menghubungi Tulungagung Emergency Medical Service (TEMS).

IM juga menelepon kerabat terdekat agar menemani ayahnya.

"Setelah itu Inafis datang, dan menilai kematian adik saya tidak wajar," tutur IM.

Sama seperti ayahnya, IM tidak menaruh curiga pada pihak tertentu.

IM hanya berharap polisi segera mengungkap pihak yang mencelakakan adiknya.

Di matanya, AK adalah sosok anak yang polos dan tipe anak rumahan.

"Dia tidak pernah cerita masalahnya, karena sifatnya tertutup. Tapi dia selalu ceria," katanya.

AK juga tipe anak yang berusaha menyenangkan ayahnya.

Sebelumnya AK tidak bisa memasak.

Namun selepas kepergian ibunya, AK banyak belajar memasak hanya untuk menyenangkan ayahnya.

"Dia sering menawari ayah, mau dimasakkan apa. Dia benar-benar ingin menyenangkan ayah," ucap IM.

Selama ini IM tinggal satu rumah dengan AK di rumah utama yang lebih besar.

Di rumah ini ada 3 kamar, satu untuk AK, satu untuk IM dan satu dijadikan gudang.

Karena itu Didik tinggal di rumah lama yang ada di sebelah barat.

Sebelumnya AK ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamarnya, Senin (19/12/2022) pagi.

Polisi menemukan jejak di pagar sisi timur lalu naik ke atas genteng.

Laku ada tiga genteng yang terbuka di atas kamar mandi.

Kayu reng di titik yang terbuka ini juga dipatahkan.

Diduga terduga pelaku masuk lewat atap ini, turun ke kamar mandi dan mengendap ke kamar korban.

Hasil autopsi menunjukkan ada 10 luka tusuk di tubuh korban, masing-masing di dada, punggung, tangan dan leher.

Tusukan pada dada yang paling fatal karena menembus paru-paru.

Akibatnya paru-paru korban rusak dan tewas karena asfiksia, atau kondisi kekurangan oksigen. 

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved