Longsor Trenggalek

Desa Timahan Seperti Desa Mati Tiap Hujan, Ditinggal Warga Karena Takut Longsor

Desa Timahan seperti desa mati tiap kali hujan turun karena warganya memilih pergi lantaran takut longsor terjadi

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/aflahul abidin
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menghibur warga terdampak tanah longsor dan tanah gerak di Desa Timahan, Kecamatan Kampak, Selasa (25/10/2022) 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Jumlah warga yang harus mengungsi akibat huniannya terdampak atau terancam musibah longsor Trenggalek terus bertambah.

Terbaru, sebanyak 13 keluarga di Desa Timahan, Kecamatan Kampak harus mengungsi akibat tanah longsor dan tanah gerak.

Dinding rumah-rumah warga retak parah akibat bencana itu. Bahkan, salah satu warga memilih untuk menghancurkan rumahnya untuk mengamankan rumah-rumah tetangga.

Baca juga: Detik-detik Longsor Hantam 4 Rumah di Trenggalek, Puluhan Warga Mengungsi

Dul Mogin, warga setempat mengatakan, sebanyak 13 keluarga itu kini mengungsi ke rumah saudara masing-masing saat hujan turun.

"Kalau hujan, di sini seperti desa mati. Warga memilih mengungsi karena takut jika tinggal di rumah," kata dia.

Warga berharap bisa pindah tinggal di tempat lain. Maka dari itu, ia berharap pemerintah membantu proses relokasi.

"Ingin aman dan tidak ingin merepotkan saudara terus menerus karena harus menumpang saat hujan turun," kata dia.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, upaya relokasi akan dilakukan.

Namun sebelum itu, pihaknya meminta warga untuk mencari tanah pemajakan yang bisa dibeli oleh pemerintah.

"Karena di sini rata-rata lahan hutan, saya minta kepada warga, sebelum apakah kita menggunakan lahan hutan untuk relokasi, saya dorong untuk mencari tanah pemajakan yang pemerintah bisa beli," sambung dia.

Dengan merelokasi warga ke tanah pemajakan, mereka akan lebih aman.

"Karena warga sudah sangat resah di sini. Meskipun tidak hujan, retakannya semakin lama juga semakin meluas," sambungnya.

Sebelum kejadian di Kampak, tanah longsor dan tanah gerak yang mengakibatkan puluhan warga mengungsi juga terjadi di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan dan Desa Pandean, Kecamatan Dongko.

Di Sumurup, sebanyak 51 kepala keluarga mengungsi karena huniannya tak aman.

Pemprov Jatim telah menyiapkan lahan yang jaraknya sekitar 2 kilometer (km) untuk relokasi warga.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved