Proyek Tol Kediri Tulungagung
152 Bidang Tanah di Desa Tulungrejo Terdampak Tol Kediri-Tulungagung, Harganya Bisa 10 Kali NJOP
Sebanyak 152 bidang tanah di desa Tulungrejo, Tulungagung, akan dibebaskan untuk Tol Kediri-Tulungagung. Nilai ganti ruginya bisa naik 10 kali NJOP
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.CO - Desa Tulungrejo, Kecamatan Karangrejo menjadi desa terluas terdampak tol Kediri-Tulungagung di Kabupaten Tulungagung.
Total lahan yang akan dipakai untul Tol Kediri-Tulungagung di desa ini diperkirakan mencapai 150.301,45 meter persegi.
Menurut Kepala Desa Tulungrejo, Karyono, saat ini di desanya sudah dipasang patok merah yang rencananya akan jadi as jalan tol.
"Patok itu rencananya as, tapi ke kanan dan ke kirinya kami tidak tahu," terang Karyono salat dihubungi lewat telepon.
Baca juga: Daftar Desa yang Terdampak Pembangunan Tol Kediri-Tulungagung, Desa Tulungrejo Paling Luas
Berdasar keberadaan as jalan itu, lalu dilakukan pendataan awal warga terdampak.
Lebar jalan yang dipakai ada yang 60-70 meter, ada pula yang 100 meter menyesuaikan kontur.
Hasilnya didapat sekitar 152 bidang tanah yang diperkirakan akan terdampak.
"Lahan itu terdiri dari milik warga, Perhutani, tanah kas desa dan tanah pemerintah desa," sambung Karyono.
Khusus untuk lahan milik warga sebanyak 135 bidang.
Mayoritas lahan berupa tanah ladang yang ditanami tebu dan lahan Perhutani.
Sedangkan rumah warga yang terdampak ada sekitar 20 unit.
"Sejauh ini tidak ada masalah pemberkasan di desa kami," ujar Karyono.
Baca juga: Gudang Garam Anggarkan Rp 2,7 Triliun Untuk Pembebasan Lahan Tol Kediri-Tulungagung
Baca juga: 1.067 Keluarga di 14 Desa di Tulungagung Diperkirakan Terdampak Pembangunan Tol Kediri-Tulungagung
Karyono juga menegaskan, tidak ada broker tanah yang masuk ke desanya.
Yang ada adalah para pengembang yang mulai mencari warga terdampak tol Kediri-Tulungagung.
Mereka menawarkan produk perumahan sebagai ganti rumah warga yang diperkirakan dilewati jalan tol.
"Tidak ada yang cari tanah di wilayah desa kami. Kami juga memberikan pemahaman kepada warga untuk tidak menjual tanahnya," ujarnya.
Lebih jauh Karyono mengungkapkan, sejauh ini tidak ada penolakan warga.
Mereka malah senang tanahnya dilewati oleh proyek strategis nasional ini.
Mereka hanya berharap tetap bisa berdomisili di Desa Tulungrejo, meski beda RT.
Pemerintah Desa Tulungrejo berupaya memfasilitasi keinginan warga, dengan mendata lahan atau rumah yang dijual.
Namun pihaknya juga belum berani bicara masalah harga, karena belum tahu uang pengganti yang diterima oleh warga.
"Kami kan belum tahu berapa uang yang diterima warga, jadi belum tahu seberapa kemampuan keuangan mereka," tegasnya.
Sebelumnya pihak pemrakarsa proyek, PT Gudang Garam telah melakukan sosialisasi publik kepada 1067 warga terdampak.
Mereka berasal dari 14 desa dari Kecamatan Karangrejo, Kedungwaru, Kauman dan Tulungagung.
Dalam sosialisasi itu diinformasikan, ganti rugi lahan sekitar tiga kali harga pasar atau 10 kali Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP).
(David Yohanes/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer