Banjir Tulungagung
DLH Tulungagung Sudah Sumbang 100.000 Pohon Untuk Hutan Tulungagung Selatan, Tak Satu Pun Yang Hidup
DLH Tulungagung mengklaim sudah menyumbang 100 ribu pohon untuk ditanam di Tulungagung Selatan. Tapi tak satupun yang hidup karena petani jagung
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tulungagung mencatat, selama dua tahun sudah ada 100.000 benih pohon dikirim ke Tulungagung selatan.
Pohon-pohon itu disumbangkan untuk reboisasi hutan di pegunungan selatan yang dalam kondisi kritis.
Namun ternyata tidak ada satu pun pohon sumbangan DLH tumbuh besar.
"Makanya sampai saat ini hutan di selatan masih gundul. Nyaris tanpa tegakkan pohon keras," ujar Kepala DLH Tulungagung, Santoso.
Baca juga: Sejak Hutan Perhutani Diubah Jadi Lahan Jagung, Tulungagung Selatan Kian Rawan Bencana
Lanjutnya, pohon-pohon untuk reboisasi itu sebenarnya sempat tumbuh. Namun setelah mencapai ketinggian dua meter, pohon-pohon itu dimatikan pelan-pelan lalu dibakar.
Pelakunya adalah para petani penggarap lahan yang kebetulan lahannya ditanami pohon.
Para petani ini mengubah hutan menjadi ladang jagung.
Oleh mereka, tegakkan pohon dianggap sebagai pengganggu tanaman jagung, sehingga tidak bisa tumbuh maksimal.
Akibatnya upaya pemulihan kondisi hutan di pegunungan selatan tidak pernah membuahkan hasil.
"Ini yang kami sayangkan, pohon-pohon yang ditanam sengaja dimatikan. Makanya hutan di selatan masih kritis, nyaris tanpa tegakkan pohon keras," keluh Santoso.
Para petani di lahan hutan biasanya bercocok tanam di saat musim hujan.
Mereka mengandalkan air hujan untuk mengairi tanaman jagungnya.
Di masa persiapan tanam, lahan hutan yang sudah gundul ini digemburkan lebih dulu.
Bencana terjadi ketika hujan deras turun ke atas lahan yang sangat luas dengan tanah yang tanpa pepohonan.
Air hujan menggerus tanah yang digemburkan dan membawa apa saja yang dilewatinya.