Tragedi Kanjuruhan
Ketua Panpel Arema FC Sebut Polisi Keluarkan Imbauan Soal Jumlah Tiket Ketika Tiket Sudah Sold Out
Ketua Panpel Arema FC yang kini tersangka dalam Tragedi Kanjuruhan, mengaku diimbau polisi soal pembatasan tiket. Tapi tiket sudah terlanjur ludes
TRIBUNMATARAMAN.COM - Ketua Panpel Arema FC yang kini sudah jadi tersangka dalam Tragedi Kanjuruhan, Abdul Haris menyebut bahwa pihaknya baru mendapat imbauan dari polisi soal pembatasan jumlah tiket, ketika panpel sudah menjual tiket.
Sementara, tiket laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya itu sendiri sudah ludes terjual hanya dalam 1 hari.
Hal ini disampaikan Abdul Haris di kantor Arema FC, Jumat (7/10/2022).
Dia menyatakan, panpel mencetak tiket sebanyak 43 ribu dari kapasitas stadion Kanjuruhan sebanyak 45 ribu.
Baca juga: Jadi Tersangka, Ketua Panpel Arema FC Sebut Ada Oknum yang Sengaja Menutup Pintu 13. Buktinya CCTV
"sepuluh hari sebelum pertandingan kami manajemen sepakat mencetak tiket sesuai dengan kapasitas stadion, kurang lebih ada 43 ribu tiket. Proses untuk pertandingan sudah saya lengkapi sesuai dengan ketentuan yang ada. Mulai surat izin satgas covid, surat izin penggunaan Stadion Kanjuruhan, surat izin pada Polres untuk rekomendasi dan bantuan keamanan termasuk dari Polda, semua sudah kami lengkapi," kata Abdul Haris saat di Kantor Arema FC, Jumat (7/10/2022).
Kemudian soal rekomendasi dari polisi soal jumlah tiket yang dijual sebanyak 38 ribu tiket, Haris mengatakan Polres Malang baru memberikan himbauan tanggal 29 September. Padahal tiket sudah mulai dijual tanggal 27 September dan sudah sold out tanggal 28 September.
Baca juga: Tiket Arema FC Vs Persebaya Surabaya Sudah Ludes Terjual, Cuma Untuk Aremania
"Tanggal 29 September ada surat dari Pak Kapolres yang meminta Panpel agar mengurangi tiket menjadi 38 ribu dan bagian ticketing kami konfirmasi ke Pak Kapolres dan Kabag Ops tiket dikurangi. Namun ada arahan dari beliau tiket agar tetap dijual sesuai dengan yang sudah dipesan Aremania," ujarnya.
"Pertandingan lawan Persib, lawan Persija tidak ada masalah. Kami cetak tiket full, masalahnya adalah gas air mata yang ditembakkan ke jalur evakuasi. Saya sampaikan mohon maaf kepada sahabat-sahabatku di kepolisian, atas nama kemanusiaan saya mohon ini diusut dan diotopsi, mungkin ada sesuatu di situ. Untuk hari ini saya wakafkan sisa hidup saya untuk Aremania yang telah berkorban yang tidak berdosa, yang nyawanya hilang karena pemantiknya adalah gas air mata," jelasnya.
Sementara itu kuasa hukum Abdul Haris, Sumardhan mengatakan pertandingan tidak akan terjadi jika tak ada izin dari pihak kepolisian.
"Kalau izin tidak disetujui tentu tidak akan terjadi pertandingan," tutur Sumardhan.
(dya ayu/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
