Misteri Kematian Brigadir Yosua

Komnas HAM Beber Obrolan Orang di Sekitar Irjen Ferdy Sambo Setelah Kematian Brigadir Yosua

Obrolan ponsel orang di sekitar mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo setelah kematian Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat dibongkar Komnas HAM.

Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Anas Miftakhudin
Kolase Tangkapan layar Live Facebook TribunJakarta.com
Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan/Penyelidikan, Choirul Anam, memperlihatkan print out cell dump rombongan Irjen Ferdy Sambo dari Magelang ke Jakarta dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (28/7/2022). 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Obrolan ponsel orang-orang di sekitar mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo saat kematian Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat dibongkar Komnas HAM.

Komnas HAM pun mengantongi jejak obrolan dari pemeriksaan digital forensic Tim Siber dan Labfor Mabes Polri dari data cell dump dan print outnya.

Apa itu cell dump? Cell dump adalah teknik penyelidikan keberadaan ponsel di dalam satu titik lokasi yang diperoleh dari Base Transceiver Station atau BTS.

Cell dump merekam 4 titik keberadaan handphone atau telepon seluler yang masuk rombongan Ferdy Sambo dan orang-orang di dekatnya.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, yang membeberkan print out cell dump saat konferensi pers perkembangan penyelidikan kasus Brigadir J pada Rabu (27/7/2022).

Choirul Anam memegang kertas print out cell dump.

Namun Choirul Anam melipat sebagian print out hasil jejak sehingga tak utuh isi lengkapnya.

"Ada empat titik cell dump, menarik jaringan komunikasi di area Magelang dan Jakarta. Raw materialnya kami dikasih, sequence jaring-jaringnya, siapa ngomong apa dan sebagainya kami juga dikasih," tutur Choirul Anam.

Pascakonferensi pers hari, Choirul Anam menjadi sorotan dan disebut tidak transparan saat menjelaskan perkembangan kasus kematian Brigadir J.

Siapa Menghubungi Siapa?

Choirul Anam saat dikonfirmasi terkait masalah ini meminta masyarakat menonton video konferensi pers perkembangan penyelidikan kasus Brigadir J pada Rabu secara utuh.

"Lihat (video secara) lengkap," kata Anam saat dihubungi melalui pesan singkat pada Jumat (29/7/2022).

Merujuk video konferensi pers tersebut, Choirul Anam menjelaskan kertas data cell dump yang dipegangnya adalah catatan penyelidikan yang masih mentah dan harus dianalisis.

Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan/Penyelidikan, Choirul Anam, memperlihatkan print out cell dump rombongan Irjen Ferdy Sambo dari Magelang ke Jakarta dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (28/7/2022).Tangkapan layar Live Facebook TribunJakarta.com
Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan/Penyelidikan, Choirul Anam, memperlihatkan print out cell dump rombongan Irjen Ferdy Sambo dari Magelang ke Jakarta dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (28/7/2022).Tangkapan layar Live Facebook TribunJakarta.com ()

Data cell dump berisi nomor ponsel banyak orang yang berkomunikasi saat itu. Sehingga tidak mungkin langsung dipublikasikan.

"Itu raw material yang nanti kami analisis untuk menentukan titik-titik mana komunikasi awal yang terjadi di wilayah-wilayah yang terekam dalam cell dump," jelas Anam.

Anam menjelaskan data cell dump merupakan data komunikasi dalam bentuk digital.

Perlu dicatat, data tersebut tidak memuat percakapan langsung dengan bahasa manusia.

Komnas HAM belum selesai menganalisi data cell dump terkait jejaring komunikasi ponsel orang-orang seputaran Duren Tiga dan sebagainya.

"Makanya tadi itu kertas yang panjang (yang diperlihatkan sebelumnya, red) adalah cell dump mereka (Tim Cyber dan Labfor Mabes Polri, red)," terang Choirul Anam.

Ia kembali menegaskan pihaknya sudah mendapatkan raw material data cell dump.

"Jadi itu menarik nomor hape dan sebagainya, banyak banget di empat titik. Apa saja empat titik itu Minggu depan kami akan jawab," kata dia.

Tonton di link ini terkait penjelasan awal Choirul Anam soal video soal cell dump yang disampaikan saat konpers.

Tonton juga di link ini terkait bahasan lengkap cell dump, selain CCTV, tes PCR di rumah pribadi Ferdy Sambo, saat tanya jawab Choirul Anam dengan wartawan di konferensi pers.

Komunikasi Terakhir Brigadir J dengan Kekasih

Sang kekasih Vera Simanjuntak disebut masih sempat berkomunikasi dengan Brigadir J pada Jumat 8 Juli 2022 pukul 16.43 WIB.

Bharada E seusai menjalani pemeriksaan di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022) (kiri) dan Brigadir J (kanan).
Bharada E seusai menjalani pemeriksaan di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022) (kiri) dan Brigadir J (kanan). (tribunnews/Irwan Rismawan/Ist)

"Terakhir komunikasi itu hari Jumat pukul 16.43 WIB dan tidak ada tanda-tanda hanya sebatas tanya-tanya kabar," kata Ferdi, kuasa hukum Vera Simanjuntak, Minggu (24/7/2022).

Hal itu dikatakan Ferdi selesai mendampingi kliennya, Vera, menjalani pemeriksaan di Polda Jambi.

Vera, menurut Ferdi, terkejut mendapat informasi baku tembak Brigadir J dengan Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo, atasannya, yang kini nonaktif sebagai Kadiv Propam Mabes Polri.

Apalagi dijelaskan, baku tembak sekitar pukul 17.00 WIB. Vera dan Brigadir J rencananya menikah, namun takdir berkara lain: Brigadir J direnggut maut.

Sosok Ajudan Selain Bharada E

Belakangan beredar sebuah foto Brigadir J menangis saat video call dengan Vera Simanjuntak yang diungkap kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Melansir Warta Kota, Brigadir J menangis setelah dapat ancaman ajudan lain Ferdy Sambo inisial D berpangkat Brigadir.

Selama ini Bharada E yang selalu jadi sorotan karena terlibat langsung adu tembak dengan Brigadir J.

"Squad lama itu. Inisial D, berpangkat Brigadir," kata Kamaruddin kepada Wartakotalive.com melalui pesan tertulis, Kamis (28/7/2022).

Ia menduga Brigadir D yang membuat Brigadir J ketakutan.

Brigadir ini yang diduga kerap mengancam akan membunuh Brigadir J.

Kamaruddin membenarkan dalam video call dengan Vera Simanjuntak, Brigadir J sempat pamitan dan meminta pacarnya itu mencari pria lain.

"Noted: Keterangan Poto Alm. Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat, Ketika Alm : Pamitan & Memohon Maaf serta Meminta Mencari "pria lain" Sebagai Pengganti Dirinya, Sekaligus Menjelaskan Bahwa Dia Akan Pergi Untuk Selamanya, Karena "AKan Dibunuh Oleh Para Squad Lama Yang Pada Kurang Ajar.. !" kata Kamaruddin di laman Facebooknya dengan melampirkan tangkapan layar video call Brigadir J dengan Vera Simanjuntak.

Wajah Brigadir J dalam tangkapan layar itu, tampak ketakutan dan menangis. Sementara Vera mencoba menenangkan kekasihnya dengan ekspresi sedih.

Demikian caption lengkap Kamaruddin di foto tangkapan layar yang dipostingnya:

"Dukung "Hasil Autopsi dan Visum Et Repertum Alm. Brigadir Polisi Nopriansyah Yoshua Hutabarat" segera diumumkan sekarang juga secara terbuka, obyektif dan transfaran, sesuai amanat Presiden RI, demi kepastian hukum, keadilan dan kemamfaatannya."

"Dukung Jenazah Alm. Brigadir Polisi Nopriansyah Yoshua Hutabarat untuk dimakamkan sekarang secara kedinasan. Mari tolak, alasan "kurang persyaratan administrasi."

"Noted: Keterangan Poto Alm. Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat, Ketika Alm : Pamitan & Memohon Maaf serta Meminta Mencari "pria lain" Sebagai Pengganti Dirinya, Sekaligus Menjelaskan Bahwa Dia Akan Pergi Untuk Selamanya, Karena "AKan Dibunuh Oleh Para Squad Lama Yang Pada Kurang Ajar.. !"

Tangkapan layar Brigadir J menangis saat video call dengan Vera Simanjuntak, kekasihnya. Foto mereka dalam satu frame diunggah Kamaruddin Simanjuntak di di laman Facebooknya.
Tangkapan layar Brigadir J menangis saat video call dengan Vera Simanjuntak, kekasihnya. Foto mereka dalam satu frame diunggah Kamaruddin Simanjuntak di di laman Facebooknya. (Tribun Jakarta)

"Demikian. Shalom_horas. Adv. Kamaruddin Simanjuntak, S.H. Ketua Tiem Advokat Pembela Hukum dan Keadilan Keluarga Alm. Brigadir Polisi Nopriansyah Yoshua Hutabarat," papar Kamaruddin.

Kamaruddin memastikan Brigadir J dapat ancaman pembunuhan saat di Magelang pada 7 Juli 2022 atau sehari sebelum tewas di rumah dinas Ferdy Sambo.

"Bila naik ke atas akan dihabisi," ucap Kamaruddin menirukan nada ancaman untuk polisi berusia 27 tahun itu di Jambi pada Sabtu (23/7/2022).

Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan di Mabes Polri Jakarta, Senin (11/7/2022), menjelaskan Brigadir J tewas setelah terlibat adu tembak dengan Bharada E.

Tembak menembak itu berlangsung di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.

Artinya sekitar 17 menit setelah Vera Simanjuntak berkomunikasi dengan Brigadir J maka terjadilah penembakan itu.

Ramadhan menjelaskan, Brigadir J diduga sempat melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke kepala istri Ferdy Sambo di dalam kamar sebelum adu tembak.

Irjen Ferdy Sambo Diduga di Sekitar Lokasi

Penyidikan sementara kasus terbunuhnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua di rumah dinas Kadiv Propam non aktif Irjen Pol Ferdy Sambo berdasarkan CCTV yang diperoleh dari sejumlah titik mulai menunjukkan titik terang.

Rangkaian CCTV dari sejumlah titik termasuk di rumah utama Irjen Ferdy Sambo di Umah Saguling III.

Informasinya, rombongan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi pulang dari perjalanan Magelang sekitar pukul 15.30 WIB.

Sekitar 2 menit kemudian masih tampak Brigadir J di rumah utama.

Tak lama kemudian Putri Candrawathi dan Brigadir J melakukan tes PCR di rumah utama.

Sang istri Putri Candrawathi dan ajudan Brigadir J melakukan tes PCR di rumah.

Padahal di rumah pribadi ada fasilitas PCR, tapi kenapa Irjen Pol Ferdy Sambo mengaku tes PCR di luar?

Sekitar pukul 15.50 WIB, Brigadir J terlihat terakhir kali di CCTV di rumah pribadi.

Dalam rekaman itu terlihat Putri Chandrawati, Istri Ferdy Sambo, berada di rumah singgah Duren III hanya selama 11 menit, mulai pukul 17.10 sampai 17.21 WIB.

Sementara Ferdi Sambo menuju rumah singgah Duren III sekitar pukul 17.12 WIB.

Ia berangkat dari rumah pribadi. Selisih dengan Putri hanya sekira dua menit.

Penampakan Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J
Penampakan Irjen Ferdy Sambo dan Brigadir J (Istimewa)

Ferdy dan istri berada di rumah singgah Duren III pada saat hampir bersamaan menumpang dua mobil berbeda yaitu Toyota Alpard dan Lexus.

Jarak antara rumah pribadi di Umah Saguling III dengan rumah dinas di Duren III yang dipakai rumah singgah sekitar 1 km.

CCTV yang kini terus dikaji oleh penyidik yakni dari beberapa tetangga Ferdy Sambo.

Namun yang menjadi sasaran utama penyidik adalah CCTV di rumah dinas dan tetangga sebelah rumah Ferdy serta pos sekuriti.

Namun CCTV itu diketahui rusak setelah diamankan petugas.

Hingga pukul 17.50 WIB, wajah Brigadir J tak terlihat lagi dari rekaman CCTV.

Kemana 1 jam lebih Brigadir J tak kelihatan di CCTV, itu yang masih menjadi pertanyaan besar.

Namun pukul 17.50 WIB, Provos terlihat di lokasi Duren III. Tidak jelas mengapa Provos muncul di lokasi itu.

Sekitar pukul 17.11 WIB terlihat ada mobil Patwal mundur ke TKP atau rumah dinas.

Diasumsikan dalam waktu itu Brigadir J ditemukan tewas dengan posisi tertelungkup dengan kondisi luka tembak dan luka lain.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dihubungi, beberapa barang bukti yang diamankan penyidik seperti CCTV dan ponsel sudah ada di Puslabfor dan masih didalami secara
scientific investigation.

"Kalau sudah keluar pasti kita umumkan ke publik. Tim yang dibentuk Pak Kapolri masih bekerja ekstra di lapangan," terangnya.

Di sisi lain juga tersebar kabar, jika barang bukti ponsel milik Brigadir J yang disita diduga bukan milik almarhum.

Ponsel Brigadir Yosua mereknya adalah S****** tapi yang disita merek lain.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved