Misteri Kematian Brigadir Yosua
Terbunuhnya Brigadir Yosua di Rumah Dinas Eks Kadiv Propam Polri Tidak Sampai 5 Menit
Sekitar pukul 15.49 WIB Brigadir J sang pengawal terlihat terakhir kalinya di rumah pribadi Irjen Sambo.
Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Anas Miftakhudin
TRIBUNMATARAMAN.COM I JAKARTA - Penyidik gabungan tinggal merangkai detik-detik terjadinya baku tembak di rumah dinas mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir Yosua.
Dalam baku tembak antarpolisi itu, korban yang diduga dihabisi hanya butuh waktu tidak sampai 5 menit.
Informasi yang diperoleh Tribunmataraman.com, rangkaian peristiwa itu berlangsung sore hari menjelang petang.
Bahwasannya rombongan Irjen Pol Fredy Sambo saat masih menjabat Kadiv Propam beserta istri dan dua ajudan dari Magelang, Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 15.30 WIB sampai di Umah Sagulin.
Tak lama berselang, rombongan turun menuju rumah utama.
Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Brigadir J dan Bharada E melakukan swab PCR di rumah pribadi Umah Sagulin.
Namun pada berita sebelumnya dari keterangan pihak kepolisian, Irjen Sambo tidak di rumah tapi melaksanakan PCR di luar.
Kabarnya, selama di rumah pribadi, belum ada indikasi bersitegang atau yang lainnya. Mereka (Bharada E dan Brigadir J) masih tampak bergurau.
Penyidik gabungan kini terus mengorek keterangan dimana mantan Kadiv Propam itu melakukan tes PCR.
"Nah dimana Pak Ferdy Sambo tes PCR di klinik atau di RS. Sementara istri dan dua ajudan tes PCR di rumah," kata sumber di internal polisi.
CCTV itu kabarnya sudah dibawa ke Puslabfor untuk diuji.
Sekitar pukul 15.49 WIB Brigadir J sang pengawal terlihat terakhir kalinya di rumah pribadi Irjen Sambo.
Kemudian istri Sambo bergeser ke rumah dinas atau yang menjadi TKP. Tak lama kemudian muncul mobil Toyota Alphard berjalan di kawasan itu.
Beberapa saat kemudian ada mobil Patwal berjalan mundur ke rumah dinas yang menjadi TKP.

Mundurnya mobil Patwal itu diduga bersamaan dengan peristiwa baku tembak antarajudan Brigadir J dengan Bharada E.
Tak begitu lama muncul petugas provoost.
Dari rentetan peristiwa yang ada, mungkinkah Brigadir J melakukan tindakan tak senonoh.
Pertanyaan itu belum terjawab, karena penyidik yang bekerja masih terus menggalin informasi baik dari Bhadara E atau Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dihubungi, beberapa barang bukti yang diamankan penyidik seperti CCTV dan ponsel sudah ada di Puslabfor dan masih didalami secara
scientific investigation.
"Kalau sudah keluar pasti kita umumkan ke publik. Tim yang dibentuk Pak Kapolri masih bekerja ekstra di lapangan," terangnya.
Di sisi lain juga tersebar kabar, jika barang bukti ponsel milik Brigadir J yang disita diduga bukan milik almarhum.
Ponsel Brigadir Yosua mereknya adalah S****** tapi yang disita merek lain.
Ancaman Brigadir J
Seperti diberitakan sebelumnya, ancaman pembunuhan terhadap Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua atau Brigadir J berlangsung di Magelang.
Ancaman terakhir diterima ajudan Ferdy Sambo itu saat Yosua ada di Magelang yang tengah bertugas mengawal atasannya, Kamis 7 Juli 2022.
"Di situ diancam, apabila naik ke atas, akan dihabisi atau dibunuh," tutur kuasa hukum kekuarga Brigafldir J, Kamaruddin Simanjuntak, Sabtu (23/7/2022).
Menurut Kamaruddin, ancaman itu ada dalam rekaman bukti elektronik.
Ancaman sebelumnya, sudah berlangsung swjak Juni 2022.
Namun menjelang ajal menjemput, ancaman itu muncul lagi pada, Kamis 7 Juli kemarin.
Nah Jumat 8 Juli, Brigadir J tewas yang diinfokan terjadi baku tembak antarajudan di rumah dinas Ferdy Sambo.
Apa makna atau arti naik ke atas yang dimaksud?
"Makna naik ke atas inilah yang jadi tugas penyidik, karena temuan itu, sudah kami serahkan ke penyidik utama, supaya digali, melibatkan tim siber dan yang ahli di bidang itu," ungkapnya.
Kamaruddin belum mengetahuinya secara pasti.
Siapa yang mengancamnya? Kamaruddin juga belum menyebutkan.
Dia menyebut perlu diusut sebenarnya ada apa di Magelang, sehingga saat di sana almarhum Brigadir Yosua sangat ketakutan.
"Ini dikaitkan lagi pada bulan Juni, dia sampai menangis saking takutnya, mengadu kepada orang yang dia percaya," terangnya.
Soal orang yang dipercaya ini, kata dia, masih dirahasiakan orangnya, dan bukan anggota keluarga.
Melihat ketakutan hingga Brigadir J nangis sampai kejer, diduga orang yang mengancam bukan sembarangan.
Toh Brigadir J adalah seorang polisi dan setiap hari mengawal jenderal. Tebtu dibekali senjata dan kemampuan bela diri yang mumpuni.
Sementara itu, Tribun juga mendapatkan isi percakapan terakhir antara Brigadir Yosua dengan keluarga di hari terakhirnya.
Data yang Tribun peroleh, aplikasi WhatsApp Yosua Hutabarat terakhir kali aktif pada pukul 17.05, Jumat (8/7/2022).
Berikut transkrip percakapan Yosua di grup WhatsApp keluarga, yang diperoleh pada Jumat (15/7/2022).
Tanggal 8 Juli 2022 Pagi
Anggota keluarga mengirimkan foto keluarga di Grup WA sedang berada di pemandian air panas Sipoholon, Tarutung.
Lokasi pemandian itu pernah jadi tempat mereka main sewaktu kecil.
Tanggal 8 Juli 2022 Siang
Pukul 12.58: anggota keluarga kirim foto ibu di grup WhastApp.
Pukul 13.02: akun Yosua membaca pesan foto namun tidak ada respons.
Pukul 17.05: riwayat WhatsApp aktif terakhir.
Diberitakan sebelumnya, Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J, meninggal meninggal dunia pada Jumat (8/7/2022).
Jenazahnya dibawa kemudian ke Jambi keesokan harinya dengan menggunakan pesawat.
Pemakaman dilakukan pada Senin (11/7/2022) sore.
Pihak kepolisian baru memberikan respon dan pernyataan resmi soal kematian Yosua ini pada Senin (11/7/2022) pukul 14.38.
Penjelasan disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan.
Pada pernyataan awal itu dia mengatakan, Brigadir J hendak masuk ke rumah salah satu pejabat Polri di rumah dinas Duren Tiga.
Rencana pembunuhan terhadap Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J sudah dilakukan sejak Juni 2022.
Ancaman terhadap almarhum itu diungkap pengacara keluarga Brigadir J.
"Ada rekaman elektronik, almarhum (Brigadir J) karena takut diancam mau dibunuh pada bulan Juni lalu, dia sampai menangis," kata Kamaruddin, Sabtu (23/7/2022).
Ancaman penghilangan nyawa itu sudah sejak sebulan lalu.
Itu berdasarkan pemeriksaan jejak elektronik, yang telah diamankan menjadi barang bukti nantinya.
Menurut Kamaruddin, ancaman terhadap ajudan mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo, rupanya terus menghantui perasaan Brigadir J.
Sampai-sampai Brigadir Yosua menangis. Bahkan ancaman itu terus berlanjut hingga pada Jumat (8/7/2022), Brigadir J meregang nyawa secara sadis.
"Ancaman pembunuhan itu terus berlanjut hingga satu hari menjelang pembantaian," tutur Kamaruddin.
Disinggung lokasi pembunuhan Brigadir J, Kamaruddin belum bisa memberikan informasi secara pasti
"Itu tugas polisi yang memastikan apakah di rumah dinas atau di luar. Tapi salah satu yang sampaikan itu pengancaman di Magelang," ujarnya.
Sebelumnya, kecurigaan kuasa hukum pihak keluarga almarhum, lokasinya diduga tidak hanya di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo saja.
Melainkan ada lokasi lain yang ditengarai sebagai lokasi penembakan kliennya.

Lokasi yang menjadi dugaan itu di wilayah Magelang, Jawa Tengah.
Kenapa Magelang diduga sebagai lokasi?
Menurut Kamaruddin sebelum kematian Brigadir Yosua, Jumat (8/7/202) sekitar pukul 17.00 WIB, pihak keluarga sempat menerima pesan terakhir dari korban.
Isinya Brigadir Yosua tengah mengawal komandannya dari Magelang, Jawa Tengah ke Jakarta, pada Jumat (18/7/2022) sekira pukul 10.00 WIB.
"Setelah jam 10.00 WIB, almarhum minta izin mau mengawal atasan atau komandanya yang dikawal dengan asumsi perjalanan tujuh jam."
"Artinya tujuh jam jangan ada telepon dulu, karena jam 10.00 WIB pagi itu di Magelang tanggal 8 juli 2022," ungkap Kamaruddin.
Namun hingga pukul 17.00 WIB, pihak keluarga tidak bisa menghubungi Brigadir Yosua hingga handphone keluarga diretas.
"Dengan terblokirnya nomor-nomor mereka, baik kepada ayahnya, ibunya, termasuk kakak adiknya, termasuk ke WhatsApp grup, maka mereka mulai gelisah."
"Tetapi kemudian berlanjut dengan pemblokiran dan peretasan semua handphone keluarga," beber Kamaruddin.
Dari kecurigaan yang ada, Magelang juga ditengarai sebagai lokasinya.
"Locus delecti (lokasi perkara) adalah kemungkinan besar antara Magelang dan Jakarta, itu alternatif pertama."
"Locus delicti yang kedua di rumah Kadiv Propam Polri atau rumah dinas di Duren Tiga kawasan Jakarta Selatan," kata Kamaruddin kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (18/7/2022).
Luka Yosua Setelah Ditembak Atau Sebelum Ditembak
Sebelumnya Kamaruddin, mengungkapkan serangkaian kejanggalan kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang dikabarkan tewas dalam baku tembak antarajudan di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambi dibeber kuasa hukum keluarga korban, Kamarudin Simanjuntak.
Fakta tersebut diungkap melalui diskusi di akun Youtube, Sabtu (16/7/2022).
Video yang diunggah, Kamarudin mengungkapkan di beberapa bagian tubuh Brigadir J terdapat bekas pukulan hingga jahitan.
Di bawah tangan ada luka robek diduga akibat benda tajam yang mengenai bagian bawah tangannya.
Kejanggalan lain juga disebutkan pada bagian kaki korban. Kakinya mengalami luka robek seperti di bawah tangan.
Padahal kalau tewas mengenakan seragam dinas, korban memakai kaos kaki.
"Diduga lukanya karena pedang atau sangkur," katanya dalam Youtube yang diunggah Jaya Inspirasi.
Kamarudin juga membeber luka yang diderita di bagian lain pada tubuh Yosua.
Misalnya di bawah telinga ada luka robek sekira 10 cm atau sejengkal orang dewasa.
Luka di bagian bawah telinga itu tak lurus karena sudah dijahit oleh dokter yang menangani setelah Yosua tewas dibunuh.
Lubang telinga mengalami bengkak dan juga rahangnya bergeser.
Namun Kamarudin tidak tahu apakah itu karena senjata tajam atau pukulan.
"Atau popor (bagian bawah) senjata laras panjang, kemudian di bawah ketiak juga ada luka," ucapnya.
Namun ia tak mengetahui secara pasti, juga ada dugaan luka tembak yang menyerempet ke bagian bawah ketiak.
Bagian dagu dekat leher korban juga ada luka jahitan cukup panjang sekira 12 cm dan terlihat jelas.
"Di bawah dada ada bekas luka hitam dugaan bekas tembakan peluru," tuturnya.
Selanjutnya, di pundak ada luka dan dadanya ada belahan dan dijahit bekas autopsi.
Namun ada beberapa bukti lainnya masih di telepon seluler dan komputer milik Kamarudin.
Bukti itu menunjukan luka di jari yang sampai tak bisa berfungsi lagi alias syarafnya telah terputus.
"Nah pertanyaannya, hancurnya jari dan luka lainnya itu setelah ditembak atau sebelum ditembak?," tutur Kamarudin.

Sebelumnya, Ketua RT05/01 Seno Sukarto (84) pensiunan Polri berpangkat Irjen Polisi yang sempat mendengar suara tembakan senjata api di rumah dinas Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) sore.
Namun, ia berspekulasi sama seperti warga lainnya suara keras yang didengarnya adalah petasan dari penghuni komplek Polri Duren Tiga, Mampang, Jakarta Selatan.
Seno mengungkap ada perbedaan antara suara tembakan senjata api dengan ledakan petasan.
Menurutnya, suara tembakan gaungnya lebih panjang dan ledakan petasan terdengar secara singkat.
"Betul, tapi kan ini tembakan di dalam rumah, dalam gedung, sehingga apapun juga ruang lingkup dari sekitarnya itu memengaruhi suara tembakan, memang beda jauh," ucap lelaki berkemeja tak dikancing Kamis (14/7/2022).
Kendati begitu, warga sekitar dinilai tak ada yang menyadarinya termasuk Seno yang berpengalaman di instansi Polri.
Karena durasi tembakan yang didengarnya sama seperti ledakan petasan, hanya beberapa detik terdengar suara lagi.
"Ya ada tenggang waktu, cuma berapa jumlahnya enggak kehitung, ya lebih dari sekali, dua kali lah," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah singgah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Insiden polisi tembak polisi itu terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022).