Hujan di Musim Kemarau

Hujan Deras Sebabkan Harga Tembakau Rajang Petani Bondowoso Terjun Bebas

Petani tembakau di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, merugi akibat tembakau rajang mereka basah diguyur hujan

Penulis: Sinca Ari Pangestu | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Istimewa Warga Jambesari
TEMBAKAU - Tangkapan layar video tembakau yang baru dirajang dan tergenang air hujan di Desa Jambesari, Kecamatan Jambesari Darusallah, Bondowoso, Jawa Timur pada Rabu (10/9/2025) kemarin. 

TRIBUNMATARAMAN.COM I BONDOWOSO - Hujan deras masih saja turun di sejumlah daerah di Jawa Timur, pada musim kemarau di pekan kedua September 2025.

Seperti yang terjadi Kabupaten Bondowoso, Rabu (10/9/2025). 

Dan hujan deras kemarin, membuat petani tembakau di daerah tersebut kelimpungan.

Sebab tak sedikit, tembakau rajang yang sedang dijemur, kembali basah akibat terguyur hujan.

Dari beberapa video yang beredar, ada petani di Bondowoso yang tembakaunya baru dirajang, terkena hujan hingga basah dan bahkan tergenang air.

"Mengambang. Karena tembakau mahal dicuci ini tembakaunya. Diberi pemutih. Tak ada panas," seperti dikutip dari suara pria yang ada di video dengan menggunakan Bahasa Madura. 

Terlihat di video, mereka mengangkat tembakau yang sudah bercampur dengan air itu ke sebuah wadah.

Bahkan ada yang cosplay selayaknya orang mencuci baju, namun yang dikucek tembakau. 

Di video lain, tembakau yang baru dirajang dan telah siap dijemur di atas terpal, terlihat tergenang oleh air hujan.

Baca juga: Pemkot Kediri Perkuat Program Pro Lansia, dari Kesehatan hingga Pemberdayaan Sosial

Diketahui pemilik tembakau adalah Lailun, warga Desa Jambesari, Kecamatan Jambesari Darusallah.

Lailun menceritakan hujan deras terjadi sejak pukul 03.00 dini hari kemarin. Saat seluruh keluarga dan dirinya tertidur lelap karena lelah semalaman merajang.

Tembakaunya yang tergenang air hujan itu baru diketahui pada pukul 06.00 pagi. Saat baru bangun.

Ia menerangkan kerugiannya akibat kejadian ini mencapai jutaan rupiah. Karena tembakau yang diperkirakan 1,5 kuintal atau 150 kilogram itu turun harga hingga hanya Rp 15 ribu per kilogram.

"Tetap dijemur. Biasanya laku Rp 55 ribu per kilogram. Paling lakunya jadi Rp 15 ribu," ungkapnya dikonfirmasi Kamis (11/9/2025).

Menurut Lailun, dirinya tak punya asuransi tani untuk tembakaunya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved