Hujan di Musim Kemarau

Hujan Deras Sebabkan Harga Tembakau Rajang Petani Bondowoso Terjun Bebas

Petani tembakau di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, merugi akibat tembakau rajang mereka basah diguyur hujan

Penulis: Sinca Ari Pangestu | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Istimewa Warga Jambesari
TEMBAKAU - Tangkapan layar video tembakau yang baru dirajang dan tergenang air hujan di Desa Jambesari, Kecamatan Jambesari Darusallah, Bondowoso, Jawa Timur pada Rabu (10/9/2025) kemarin. 

Sementara itu data diterima dari BPBD Bondowoso yang diperoleh dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo menyebutkan, potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Timur masih akan terjadi.

Salah satunya di Kabupaten Bondowoso.

Seperti dikutip dalam keterangan surat BMKG itu, bahwa salah satu cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai yakni hujan sedang-lebat.

Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi hingga 17 September 2025.

Meski saat ini wilayah Jawa Timur masih berada di musim kemarau.

Baca juga: Alat Pemantau Gunung Kelud di Blitar Digondol Maling, Polisi Selidiki

Sebelumnya Ketua Asosisi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Bondowoso, Yasid, menyebut tahun ini menjadi ujian berat bagi petani tembakau.

Pasalnya, akibat kemarau basah harga dan luas lahan tanam tembakau di Bondowoso tahun ini menurun.

Terperinci tahun lalu, harga tertinggi tembakau bisa mencapai Rp 70 ribu hingga Rp 75 ribu per kilogram.

Sementara tahun ini, diperkirakan harganya turun menjadi Rp 60 ribu paling tinggi, dan paling rendah Rp 40 ribu per kilogram.

"Paling rendah, Rp 40 ribu per kilogram," ujarnya dikonfirmasi Jumat (5/9/2025) malam.

Kondisi ini terjadi, kata Yasid, diperkirakan karena terjadi penurunan cita rasa tembakau. Rasanya kurang begitu memenuhi standart. Efek kemaru basah.

"Efek dari cuaca kemarau basah," ujarnya.

Ia menerangkan, areal lahan yang ditanami tembakau di Bondowoso juga menurun. Tahun lalu areal yang ditanami tembakau mencapai 10 ribu hektar. Tahun sekarang turun, sekitar 7.700 hektar.

"Karena cuaca kemarau basah. Jadi yang sudah siap tanam, hujan terus menerus akhirnya beralih ke tanaman lain," pungkasnya.

 

(Sinca Ari Pangistu/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved