Ajudan Kadiv Propam Tewas Ditembak
Ada Keanehan Kasus Penembakan Ajudan Kadiv Propam Polri, Berikut 5 Kejanggalan Versi Keluarga Korban
Inilah 5 kejanggalan kasus kematian ajudan Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
TRIBUNMATARAMAN.com - Inilah 5 kejanggalan kasus kematian ajudan Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Publik sedang dihebohkan dengan kasus kematian Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir Yosua.
Informasi yang dihimpun jika korban ditembak usai terpergok melakukan percobaan rupadaksa istri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Hingga akhirnya salah seorang ajudan lain Bharada E datang dan melakukan penembakan ke Brigadir Yosua.
Namun terkait hal ini, publik masih bertanya apakah benar Brigadir Yosua telah melakukan percobaan rupadaksa?
Tak hanya itu pihak keluarga Brigadir Yosua juga mempertanyakan keanehan kematian korban.
Baca juga: Pengamat Temukan Keanehan Penembakan Brigpol Nopryansah, Keluarga Korban Juga Ungkap Kejanggalan
Baca juga: Sosok Istri Kadiv Propam Mabes Polri Nyaris Jadi Korban Rupadaksa sang Ajudan
Dikutip dari Tribun Jambi, Selasa (12/7/2022), berikut rangkuman pernyatan pihak keluarga Brigadir Yosua:
1. Saat penembakan
Menurut Samuel Hutabarat tim dari Mabes Polri menyampaikan dalam insiden tersebut Brigadir Yosua terlebih dahulu mengeluarkan senjata tajam dan menembak secara membabi buta ke arah ajudan Irjen Ferdy Sambo yang berada di rumah tersebut.
Namun, kata dia, hingga saat ini pihak kepolisian tidak menyebut pasti siapa yang terlibat baku tembak dengan Brigadir Yosua .
Bahkan, ia juga merasa janggal dan bertanya terkait kondisi orang yang terlibat baku tembak dengan Brigadir Yosua tersebut.
"Kalau anak saya yang menembak secara membabi buta, terus kondisi yang ditembak gimana, katanya lagi diperiksa di sana. Nah, logikanya kalau jarak 3 meter tidak mungkin tidak kena kalau terjadi baku tembak," kata Samuel, saat diwawancarai Tribun Jambi di kediamannya di Sungai Bahar, Senin (11/7/2022).
2. Soal CCTV di Rumah
Samuel juga meminta pihak kepolisian untuk lebih terbuka dan memperlihatkan CCTV di lokasi kejadian, jika memang Brigadir Yosua terlebih dahulu melakukan penembakan.
Menurutnya, rumah perwira tinggi seharusnya memiliki CCTV dan pengawasan ketat.