Berita Madiun

Harga Cabai di Madiun Tembus Rp 75 Ribu Per Kilogram, Penjual dan Pembeli Sama-sama Bersiasat

Harga cabai rawit di Kabupaten Madiun kita melambung tinggi. Kini harganya Rp 75 ribu per kilogram

Editor: eben haezer
tribunjatim/sofyan arif candra sakti
Transaksi cabai di Pasar Caruban Baru, Madiun. 

Reporter: Sofyan Arif Candra

TRIBUNMATARAMAN.com | MADIUN - Harga cabai rawit di Kabupaten Madiun kita melambung tinggi.

Di Pasar Caruban Baru, harga cabai rawit tembus Rp 75 ribu per kilogram. 

Harga tersebut bisa lebih mahal jika membeli dalam jumlah sedikit. 

Baca juga: Harga Meroket, Petani Cabai Trenggalek Rawit Panen Cuan

Misalnya saja dengan harga Rp 75 ribu per kilogram seharusnya pembeli cukup membayar Rp 7.500 per ons namun karena hanya membeli sedikit maka cabai rawit satu ons harus dibayar Rp 8 ribu.

"Kemarin malah sempat Rp 80 ribu perkilogram, terus hari ini turun Rp 75 ribu per kilogram," kata seorang pedagang, Lastriani, Rabu (1/6/2022).

Lastri menyebutkan harga cabai rawit ini mulai merangkak naik pasca Idul Fitri 2022 lalu. Sebelumnya harga cabai rawit berada di angka Rp 20 ribu perkilogram.

Karena kenaikan tersebut pelanggan Lastri banyak yang mengeluh. Pelanggan juga mengurangi jumlah belanjaan menyesuaikan uang yang dibawa.

"Kalau biasanya beli setengah atau seperempat Kilogram sekarang cuma beli 1 ons," lanjutnya.

Bahkan kalangan tertentu, misalnya saja pelaku usaha atau warung harus beralih ke cabai kering.

"Harganya cabai kering itu Rp 80 ribu perkilogram. Sama-sama satu kilogram kalau cabai kering dapat lebih banyak. Rasanya juga lebih pedas tapi tidak untuk masakan tidak seenak cabai (rawit) basah," ucap Lastri.

Lebih lanjut, penyebab naiknya harga cabai rawit sendiri ditengarai karena musim hujan yang berkepanjangan.

Hal tersebut membuat hasil panen cabai rawit banyak yang rusak dan membusuk.

"Kalau ada yang busuk kan pembeli tidak mau. Mereka pilih-pilih yang segar. Cabai yang busuk yang dibuang karena sudah tidak laku dijual," pungkasnya.

Menurut seorang pengunjung Pasar Caruban Baru, Partini, harga cabai rawit di pasaran mencapai Rp 75 ribu perkilogram.

Bahkan jika hanya beli dalam jumlah sedikit, misalnya saja 1 ons, Partini harus membayar Rp 8 ribu

"Sangat terasa kenaikannya, karena kalau normal harganya Rp 30 ribu - Rp 40 ribu per kilogram," ucap Partini.

Karena harga yang terlampau tinggi, ia harus mengurangi belanjaan untuk kebutuhan rumah tangganya sehari-hari itu.

"Biasanya beli seperempat, karena adanya kenaikan harga ini dikurangi jadi 1 ons," lanjutnya.

Menurut Partini tingginya harga cabai rawit ini memang sangat memberatkan ibu rumah tangga namun di sisi lain ia mengetahui bagaimana perjuangan petani cabai yang saat ini tanamannya diserang hama.

"Karena musim tidak menentu, harus nya sekarang kemarau tapi ini masih musim hujan jadi banyak hama sehingga hasil panennya berkurang," jelas Partini.

Senada, seorang pemilik warung di Caruban, Wiyono mengeluhkan dengan tingginya harga cabai rawit di pasaran.

Ia tidak mungkin mengubah resep yang sudah menjadi pakem di warungnya hingga menyebabkan kualitas rasanya menurun.q

Di sisi lain ia juga tidak mungkin menaikkan harga makanan di warungnya yang nantinya akan mendapatkan keluhan dari pelanggannya.

"Mau diganti merica ya tidak enak. Jadi ya (resepnya) tetap, keuntungan saya yang mepet dengan modal," kata Wiyono.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved