Berita Tulungagung
Ikan Gurami Langka, Harga Langsung Melejit Diperkirakan 5-6 Bulan Lagi Baru Teratasi
Selama setahun ini sudah jarang pembudidaya yang memelihara ikan gurami. Sebab saat itu harga gurami hanya Rp 18.500/kg.
Penulis: David Yohanes | Editor: Anas Miftakhudin
TRIBUNMATARAMAN.COM I TULUNGAGUNG
Para pelaku usaha kuliner di Kabupaten Tulungagung kesulitan mendapatkan ikan gurami.
Penyebabnya permintaan ikan konsumsi turun drastis selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Akibatnya banyak pembudidaya ikan konsumsi beralih ke ikan hias selama masa pandemi.
"Banyak yang beralih ke koi atau koki. Selama dua tahun harga (ikan konsumsi) hancur, siapa yang kuat?" ucap Yoyok Mubarok, pengurus Kelompok Tani Ikan Mina Makmur Desa Bendil Jati Wetan, Kecamatan Sumbergempol.
Lanjut Yoyok, selama setahun ini sudah jarang pembudidaya yang memelihara ikan gurami.
Sebab saat itu harga gurami hanya Rp 18.500/kg.
Dengan harga ini para pembudidaya merugi, apalagi harga pakan naik tajam.
Kala itu para pembudidaya banyak merugi karena harus cepat menjual ikannya.
Jika lebih lama dijual harga belum tentu naik, sementara konsumsi pakan terus berjalan.
Ditambah jika ikan terlalu lama dipelihara dan ukurannya terlalu besar juga tidak laku dijual.
"Kalau terlalu besar juga ditolak sama pasar. Sementara gurami tidak bisa di-fillet karena tidak ada pasarnya," ungkapnya.
Saat ini para pembudidaya kembali memelihara gurami karena harga ikan hias sudah anjlok.
Rata-rata usia ikan saat ini 2-3 bulan.
Melihat usia itu maka masa panen masih 5-6 bulan mendatang.
"Usia 8 bulan itu masa panen tercepat untuk gurami. Itu besarnya sekitar 5 Ons saja," tutur Yoyok.