Berita Nganjuk
Residivis 3 Polres Tewas di Tangan Warga, Korban Sering Memalak, Ancam Bunuh & Ancam Perkosa Wanita
Korban sering mengancam memerkosa beberapa wanita di Desa Sumberurip. Diketahui pula, korban setiap harinya selalu bermabuk-mabukan.
Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: Anas Miftakhudin
TRIBUNMATARAMAN.COM I NGANJUK - Polres Nganjuk mengamankan delapan pelaku pengeroyokan terhadap residivis berbagai kasus hingga tewas.
Kedelapan pelaku pengeroyokan tersebut enam orang dewasa dan dua orang masih usia anak-anak.
Sementara lima pelaku dinyatakan sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang) Polres Nganjuk.
Kasat Reskrim Polres Nganjuk, AKP I Gusti Agung Ananta Pratama, menjelaskan korban pengeroyokan atas nama Event Suhartono (32) warga Desa Sumberurip Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk.
Korban adalah residivis kasus narkoba, pencurian, dan penganiayaan disertai pengeroyokan di Polres Nganjuk, Polres Madiun, dan Polres Kediri.
"Korban tersebut diketahui sebagai residivis di tiga Polres. Korban meninggal dunia hari Minggu di tepi jalan Desa setelah mengalami luka di sekujur tubuh dan kepala setelah dikeroyok setidaknya oleh 13 warga desanya sendiri," kata I Gusti Agung Ananta Pratama, Senin (28/2/2022).
Dijelaskan I Gusti Agung, pengeroyokan terhadap korban oleh warga tersebut didasarkan oleh dendam.
Ini setelah perilaku korban setelah menjadi residivis dengan empat kasus tersebut tidak baik ketika di rumahnya. Bertindak kasar kepada warga, sering memalak warga, mengancam membunuh siapa saja yang berani menasehatinya.
Bahkan korban seringkali mengancam melakukan perkosaan kepada beberapa perempuan di Desa Sumberurip. Diketahui pula, korban setiap harinya selalu bermabuk-mabukan di desanya.
Perilaku buruk korban tersebut, dikatakan I Gusti Agung, menimbulkan rasa dendam terhadap warga.
Apalagi saat di rumah, orang tua korban selalu diancam akan dibunuh jika tidak memberi uang.
"Kondisi tersebut mungkin yang membuat warga nekat mengeroyok korban hingga meninggal dunia. Untuk memastikan kebenaranya saat ini penyidik masih terus menggali keterangan dari para saksi dalam kasus pengeroyokan tersebut," ucap I Gusti Agung.
Dalam aksi pengeroyokan terhadap korban, menurut I Gusti Agung, diawali ketika korban mengendarai motor melewati warga saat malam hari sekitar pukul 22.00 WIB.
Mengetahui yang melintas tersebut korban, tiba-tiba warga memukul korban dan langsung terjatuh.
Secara sepontanitas warga beramai-ramai memukulan korban. Ada yang menggunakan batu bata, batako, potongan kayu, dan sebagainya.