Kelangkaan Kedelai
Harga Kedelai Naik, Kecap Cap Kuda Tulungagung Pilih Tetap Pertahankan Harga Lama
pilihan tidak latah menaikkan harga sudah menjadi sikap perusahaan sejak lama. Terakhir perusahaan ini menaikkan harga pada 2022 lalu.
Penulis: David Yohanes | Editor: Anas Miftakhudin
TRIBUNMATARAMAN.COM I TULUNGAGUNG- Di tengah kelangkaan dan melejitnya harga kedelai, produsen kecap Cap Kuda Han Kioe Tulungagung ikut terkena dampak.
Pasalnya, kecap yang dibikin itu bahan dasarnya adalah kedelai.
Meski demikian, perusahaan kecap tertua di Tulungagung ini memilih untuk tidak menaikkan harga.
"Memang dari dulu asal kami bisa redam dampaknya, kami tidak naikkan produk," terang Hendra Saputra (40), pemilik Perusahaan Kecap Cap Kuda Tulungagung.
Hendra menambahkan, pilihan tidak latah menaikkan harga sudah menjadi sikap perusahaan sejak lama.
Terakhir perusahaan ini menaikkan harga pada 2022 lalu.
Padahal kenaikan bahan baku sudah terjadi sejak lima tahun sebelumnya.
"Asal kami tidak merugi, harga akan tetap kami pertahankan," tegas Hendra.
Untuk kecap ukuran besar tetap dijual Rp 22.000 dan botol kecil Rp 12.000 dari perusahaan.
Perusahaan kecap di Jalan Adi Sucipto Tulungagung ini membutuhkan sekitar 3 kwintal kedelai dalam satu minggu.
Dalam situasi normal ada 50 peti atau sekitar 1.250 botol per hari.
"Kalau sekarang dikurangi, sekitar 20 peti per hari. Produksinya dikurangi," sambung Hendra.
Kenaikan kedelai mulai terjadi pada November 2021 di angka Rp 9.800 per kilogram.
Namun kini harganya tembus Rp 11.500 per kilogram.
Dengan memilih tidak menaikkan harga, maka margin keuntungannya juga menjadi turun.