Berita Trenggalek

Peredaran Uang Palsu Marak, Simak Tips Dari BI Untuk Mengenali Uang Palsu

BI menyikapi terbongkarnya jaringan pengedar uang palsu di Trenggalek dengan memabgikan tips untuk membedakan uang asli dan uang palsu.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/aflahul abidin
Uang palsu yang dibuat dan diedarkan oleh sindikat pengedar uang palsu di Trenggalek 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK – Terbongkarnya jaringan peredaran uang palsu oleh Polres Trenggalek menunjukkan bahwa peredaran uang tak asli itu masih marak.

Karena itu, Bank Indonesia (BI) Kediri membagikan tips bagi masyarakat untuk lebih jeli membedakan uang asli dan uang palsu.

“Uang rupiah yang dikeluarkan BI mempunyai ciri tertentu. Ciri-ciri itu bisa dibagi dua. Pertama bahan uangnya, kedua teknik cetaknya,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Kediri, CT Wibowo saat ikut dalam ungkap hasil tangkapan Polres Trenggalek, Jumat (10/12/2021).

Baca juga: Sempat Edarkan Uang Palsu di Jombang, Jaringan Pengedar Upal Ditangkap di Trenggalek

Dari sisi bahan, kata dia, uang bikinan BI dibuat dengan kertas serat kapas. Sehingga kertas tersebut tidak memendar saat terkena sinar ultraviolet. Hal ini berbeda dengan bahan kertas lainnya.

Sementara dari sisi cetak, masyarakat umumnya telah mengenal istilah “dilihat, diraba, diterawang.”

Saat dilihat, uang rupiah asli terlihat lebih jelas dan terang.

Sementara saat diraba, permukaan yang di bagian tertentu akan terasa kasar. Ini karena proses mencetak uang asli menggunakan teknik cetak dalam.

“Beda dengan uang palsu. [Pembuat uang palsu] tidak bisa mengikuti teknik cetak ini. [Mereka] hanya cetak datar istilahnya,” sambung Wibowo.

Selain itu, uang rupiah asli juga akan tampak tulisan-tulisan berukuran sangat kecil ketika dilihat menggunakan kaca pembesar.

Uang asli juga memiliki tekstur khusus untuk diidentifikasi oleh tunanetra. Bentuknya berupa garis 2, 4, dan 6

“Ada garis 2, 4, 6. Itu juga sulit dipalsukan,” sambungnya.

Ketika diterawang, uang asli memiliki tanda air yang hanya terlihat saat diterawang.

“Rata-rata uang palsu, tidak diterawang saja kelihatan,” uangkapnya.

Selain itu, ada juga cetakan gambar saling silang. Gambar tulisan BI ini tak akan muncul jika dilihat secara kasat mata.

“Kalau diterawang memunculkan tulisan BI. Itu yang sampai sekarang belum bisa ditiru [pembuat uang palsu],” sambungnya.

Pada uang asli, ada bagian-bagian tertentu yang saat dilihat dari sudut berbeda akan memunculkan gambar atau tulisan dan warna yang berubah.

“Misalnya dari warna magenta ke hijau. Itu setiap uang berbeda,” sambungnya.

Wibowo mengatakan, temuan uang palsu Polres Trenggalek tergolong cukup besar. Namun, ia juga meminta masyarakat tidak terlalu khawatir.

“Sebab rasio peredaran uang rupiah itu dari tahun ke tahun semakin turun. Tahun ini, dari 1 juta lembar, itu hanya ada 6 lembar uang palsu yang kami temukan, yang dilaporkan ke BI,” ujar Wibowo.

Jumlah perbandingan itu dianggap relatif kecil dibanding beberapa puluh tahun yang lalu.

Terakhir, ia memberi tips tambahan kepada masyarakat. Peredaran uang palsu, kata dia, bisa dikecilkan risikonya apabila masyarakat menghindari transaksi cepat dan transaksi malam.

Dua hal itu merupakan modus utama para pengedar uang paslu untuk mengedarkan lembaran tak berharga yang mereka miliki. (fla)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved