Berita Blitar

3T Secara Masif Kunci Tekan Angka Kematian Covid-19 di Kota Blitar juga Biker Vaksin Door To Door

Pemkot Blitar juga membuat program Biker Vaksin Door To Door untuk mempercepat capaian vaksinasi Covid-19. 

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Anas Miftakhudin
TribunMataraman.com/Samsul Hadi
Pelaksanaan vaksinasi door to door di Pasar Legi, Kota Blitar.  

TRIBUNMATARAMAN.COM I BLITAR - Pelaksanaan 3T (tracing, testing, treatment) secara masif menjadi kunci menekan angka kematian pasien Covid-19 di Kota Blitar

Melalui pelaksanaan 3T secara masif, Pemkot Blitar bisa secara cepat mendeteksi dini warga yang terpapar Covid-19 untuk mendapat perawatan. 

Dengan begitu, angka kematian pasien Covid-19 di Kota Blitar bisa dikendalikan.

"Dari pelaksanaan 3T itu bisa diketahui secara dini warga yang terkena Covid-19 sehingga dapat dilakukan penanganan cepat dan angka kematian bisa dikendalikan," kata Wali Kota Blitar, Santoso, Rabu (3/11/2021). 

Angka kematian kasus Covid-19 di Kota Blitar termasuk lima besar terendah di Jatim. 

Angka kematian kasus Covid-19 di Kota Blitar 3,80 persen. Sedang angka kematian di Provinsi Jatim 7,44 persen dan nasional 3,38 persen. 

Jumlah komulatif kasus Covid-19 meninggal dunia di Kota Blitar 266 kasus dari total jumlah komulatif kasus Covid-19 sebanyak 7.000 kasus. 

Santoso mengatakan upaya pengendalian angka kematian dilakukan melalui pelaksanaan 3T secara masif.

Pemkot Blitar memaksimalkan tenaga yang ada, termasuk kerja sama dengan perguruan tinggi terutama yang membidangi kesehatan untuk melaksanakan 3T.

Dalam sehari, Satgas Covid-19 Kota Blitar rata-rata melakukan testing terhadap 100 orang.

Selain itu, Satgas juga melakukan tracing dan testing terhadap 15 orang kontak erat tiap ada satu kasus baru konfirmasi positif Covid-19. 

"Kami merekrut mahasiswa kesehatan untuk dijadikan relawan dalam membantu pelaksanaan  3T," ujarnya.

Dikatakannya, faktor penyebab kematian kasus Covid-19 rata-rata pasien telat mendapat penanganan kesehatan. 

Hal itu dikarenakan pasien tidak tahu terpapar Covid-19 dan tetap berada di rumah, tidak segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan. 

"Pada waktu itu umumnya pasien tidak diketahui kalau terindikasi Covid-19, sehingga tetap di rumah, tidak segera dibawa fasilitas kesehatan dan Rumah Isolasi. Jadi tidak terkontrol kesehatannya," katanya. 

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved