Berita Tulungagung

Pemkab Tulungagung Evaluasi Desa-desa yang Masuk Kemiskinan Ekstrem

Pemkab Tulungagung berencana mengevaluasi desa-desa yang dinilai tergolong mengalami kemiskinan ekstrem.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TribunMataraman.com/David Yohanes
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo 

TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Kabupaten Tulungagung masuk salah satu wilayah yang menjadi sasaran pengentasan kemiskinan ekstrem di Jawa Timur.

Kriteria kemiskinan ekstrem ini adalah penduduk dengan pengeluaran kurang dari 1,9 Dollar Amerika Serikat atau Rp 27.000 per hari.

Keberadaan kemiskinan ekstrem ini disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat pelantikan Wakil Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, Selasa (2/11/2021) kemarin.

Baca juga: Gatut Sunu Wibowo Dilantik Jadi Wakil Bupati Tulungagung, Gubernur Ingatkan Soal Kemiskinan Ekstrem

Peta kemiskinan ekstrem ini ditetapkan pemerintah pusat berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

“Ada lima kecamatan yang masuk dalam peta kemiskinan ekstrem,” ujar Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo.

Namun Pemkab Tulungagung belum mendapatkan kepastian lima wilayah tersebut.

Bupati menegaskan, akan menerima program dari pemerintah pusat itu.

Sebab diakui, ada banyak desa yang masih tertinggal dari wilayah lainnya.

“Ada desa mandiri, desa yang swadaya. Tetap ada juga desa-desa yang masih tertinggal,” sambung Maryoto.

Ia mencontohkan wilayah di daerah pegunungan, cenderung tertinggal dibanding desa lain.

Kecamatan yang dimungkinkan masuk program ini adalah Pucanglaban dan Tanggunggunung.

Wilayah pegunungan dinilai perlu sentuhan khusus untuk pemberdayaan dan peningkatan potensi yang ada.

“Kita terima saja program itu, yang penting kita berpacu menyejahterakan rakyat. Desa-desa mana yang perlu dipacu,” tegas Maryoto.

Pemkab Tulungagung akan melakukan evaluasi, desa-desa mana yang dinilai layak masuk program ini.

Diharapkan ada perubahan desa-desa tertinggal menjadi desa mandiri, lepas dari kemiskinan.

Demikian juga warga yang masuk kategori kemiskinan ekstrem bisa terangkat secara ekonomi. 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved