Berita Kediri

Bangkitkan Nasionalisme di Hari Sumpah Pemuda, Setiap Peserta Wajib Mengucap Kata-kata Motivasi Diri

Untuk menanamkan semangat persatuan dalam kebhinekaan kata-kata boleh ditulis dalam bahasa Jawa, Sunda, Madura dan lain-lain, sesuai keinginan. 

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Anas Miftakhudin
TribunMataraman.com/Didik Mashudi
Halaman rumah Persada Sukarno tempat masa kecil Bung Karno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Rabu (27/10/2021). 

TRIBUNMATARAMAN.COM I Kediri - Rumah masa kecil Bung Karno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri kembali digelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 93, Kamis (28/10/2021). 

Kegiatan ini dilakukan dengan harapan membangkitkan rasa nasionalisme di Hari Sumpah Pemuda.

Setiap peserta upacara wajib mengucap kata-kata motivasi diri saat berada di depan gerbang masuk lokasi upacara.

Dengan mengucapkan "Saya bangga menjadi bangsa Indonesia”.

Panitia juga mengharuskan peserta untuk menuliskan kata-kata yang telah diucapkan tersebut dalam sebuah kertas kecil yang telah disiapkan panitia. 

Untuk menanamkan semangat persatuan dalam kebhinekaan kata-kata boleh ditulis dalam bahasa Jawa, Sunda, Madura dan lain-lain, sesuai keinginan. 

Selanjutnya kertas itu ditempelkan di dada. Baru kemudian mereka dipersilakan masuk dan berbaris siap mengikuti upacara. 

Sementara untuk memperkuat pesan moral pendidikan karakter, panitia juga membuat sebuah tulisan besar berbunyi.

"Bangga Menjadi Bangsa Indonesia dari bahan serabut kelapa, berada samping inspektur upacara.

Rencananya usai upacara, semua peserta juga diajak melepas puluhan burung  merpati simbol kemerdekaan jiwa atau pendidikan yang memerdekakan jiwa dari belenggu kebodohan. 

Lukito Sudianto, Sekretaris Panitia menjelaskan, prosesi kegiatan yang dilakukan merupakan bagian dari proses pendidikan karakter kebangsaan pada generasi muda. 

“Kita ingin tasyakuran Hari Sumpah Pemuda bisa benar-benar menyentuh rasa, membekas dalam hati. Bukan sekadar seremonial saja,” jelasnya, Rabu (27/10/2021). 

Menurut Lukito, metode mengucapkan kata-kata positif itu bagaian dari teknik Neuro Linguistic Programming (NLP) dan menuliskan kata-kata yang kemudian ditempelkan di dada adalah bagian dari teknik experiential learning (EL). 

“Ini metode baru teknik pendidikan karakter bangsa yang sedang kita kembangkan bersama tim. Bukan sekadar pengetahuan, tapi bagaimana menyentuh rasa dengan praktik secara langsung,” ujarnya.

Sementara Kushartono, Ketua Harian Persada Sukarno menambahkan, rasa bangga sangat penting, karena tanpa ada rasa bangga karakter kebangsaan sulit untuk dibentuk. 

“Mana mungkin kita bisa membangun karakter bangsa tanpa ada rasa  bangga menjadi bangsa Indonesia. Sebaliknya jika pondasi rasa bangga itu telah ada dalam jiwa, maka pendidikan karakter kebangsaan akan melesat cepat bak di jalan tol," tandasnya.

Sehingga mensyukuri Hari Sumpah Pemuda sangatlah penting, bahkan wajib jika hendak mempercepat pembangunan karakter.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved