Berita Tulungagung

Fragmen Kepala Kala yang Ditemukan di Tulungagung Dipercaya Bertuah Hingga Tak Dilepas ke Kolektor

Fragmen kepala Kala yang ditemukan di Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, dipercaya bertuah. Itu alasan mengapa kolektor ditolak saat menawarnya

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TribunMataraman.com/David Yohanes
Temuan fragmen kepala kala di Desa Panggungrejo, Kecamatan Kauman, Tulungagung. 

TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Dua fragmen kepala Kala ditemukan di pekarangan rumah warga di Desa Panggungrejo Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, pada Juni 2020.

Fragmen kepala Kala tersebut menjadi incaran para kolektor benda purbakala

Saat ini, benda berbentuk kepala raksasa dari batu ini memang masih tertanam di pekarangan belakang rumah warga. 

Padahal, sebelumnya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur telah merekomendasikan agar fragmen kepala Kala itu dievakuasi dan disimpan di museum Wajakensis, Tulungagung. 

Temuan fragmen kepala kala di Desa Panggungrejo, Kecamatan Kauman, Tulungagung.
Temuan fragmen kepala kala di Desa Panggungrejo, Kecamatan Kauman, Tulungagung. (TribunMataraman.com/David Yohanes)

Pemilik Lahan Didatangi Kolektor

Fragmen kepala Kala itu diketahui menjadi incaran para kolektor setelah pemilik lahan mengaku didatangi kolektor yang bersedia membayar mahal untuk memiliki benda tersebut. 

Untungnya, pemilik lahan menolak karena percaya bahwa kepala kala dengan diameter sekitar 1,5 meter tersebut bertuah. 

Sementara itu, Disbudpar Tulungagung juga belum berencana untuk melakukan ekskavasi. 

Hal ini disampaikan Kasi Pelestarian Sejarah Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tulungagung, Winarto.

Menurut Winarto, ekskavasi belum bisa dilakukan akrena saat ini masih terkendala dana karena adanya refokusing anggaran untuk penanganan Covid-19.

Kondisi ini membuat Disbudpar harus menyeleksi anggaran dengan ketat.

Sementara ekskavasi fragmen kepala kala ini tidak masuk dalam skala prioritas.

“Harus ada seleksi kegiatan untuk prioritas karena keterbatasan anggaran,” sambungnya.

Selain itu pertimbangan lainnya adalah lokasi penempatan benda yang cukup besar itu.

Jika harus diletakkan di Museum Wajakensis juga ada kendala, karena keterbatasan kapasitas.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved