Pesona Mataraman

Bisnis Makaroni Baper Mampukan Eka Wulan Sari Biayai Pendidikan Secara Mandiri hingga S2 

Terbiasa berbisnis sejak masih SD, Eka Wulan Sari, gadis asal Trenggalek, kini bisa membiayai kuliah S2 dengan berbisnis Makaroni Baper.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
ist
Eka Wulan Sari berpose bersama snack Makaroni Baper 

Lambat laun, makaroni buatan Eka mulai dikenal secara luas. Tak hanya di Trenggalek, tapi juga di wilayah kabupaten tetangga.

“Akhirnya banyak agen yang juga ikut membantu penjualan. Terutama untuk di luar kota. Mulai dari Tulungagung, Kediri, Madiun, Nganjuk, bahkan sampai di luar Jawa juga, seperti di Samarinda,” terangnya.

Saat pesanan mulai tinggi, Eka tetap berusaha untuk menjualnya secara mandiri. Mengenalkan produknya kepada orang-orang terdekat. Termasuk teman-temannya di SMA.

“Pas ujian SMA itu, aku bawa banyak banget jajanan. Sampai sama guru dibilang, ‘kamu ini mau ujian apa mau jualan’,” kelakarnya, mengenang cerita masa lampau itu.

Dari bisnis tersebut, Eka mendapat pundi-pundi uang yang lumayan. Itu juga yang meningkatkan memotivasinya untuk melanjutkan belajar di jenjang yang lebih tinggi.

Pada 2016, ia berkuliah di Prodi Manajemen Universtias Negeri Malang (UM). Saat itu, biaya pendidikan masih ditanggung oleh orang tua.

“Tapi biaya kos, makan sehari-hari, dan kebutuhan hidup lainnya sudah dari uangku sendiri,” ucap Eka.

Eka memprakirakan, biaya yang harus keluar dari kantong pribadi untuk kehidupan sehari-hari berkisar antara Rp 2-3 juta.

Karena tinggal di luar kota untuk berkuliah, produksi camilan dipasrahkan ke sang ibu dan seorang kerabatnya. Ia fokus menangani pemasaran jarak jauh.

Seminggu sekali, ia juga pulang untuk memastikan produksi berjalan lancar dan aman. Termasuk untuk mengecek kualitasnya.

Setelah lulus pada 2020, Eka meneruskan studinya di kampus yang sama. Ia masuk pada jurusan yang sama di jenjang S-2.

“Nah, kalau untuk S-2 ini, semuanya murni dibiayai dari hasil Makaroni Baper ini,” akunya.

Bagi Eka, pemasaran menjadi salah satu kunci dalam berwirausaha. Maka, ia begitu fokus untuk masalah ini.

Saban hari, ia tak pernah lepas untuk memasarkan produknya secara online.

“Sebulan itu, saya bisa habis Rp 500 ribu untuk paketan data. Untuk promosi di sosial media,” terang Eka.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved