Wisata di Kediri

Menguak Misteri Moksa Prabu Jayabaya di Kediri, Jejak Spiritual yang Melegenda 

Terkenal sebagai kota industri dan perdagangan, Kabupaten Kediri ternyata juga menyimpan kisah legendaris yang mengakar kuat dalam budaya Jawa

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri
JEJAK SPIRITUAL - Petilasan Pamuksan Sri Aji Jayabaya yang berlokasi di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Kawasan ini menjadi jejak spiritual yang melegenda sampai saat ini. 


Tradisi 1 Suro: Mistis, Spiritual, dan Penuh Makna

Setiap tanggal 1 Suro, kawasan petilasan ramai dipadati ratusan peziarah dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mereka datang untuk melakukan prosesi 'napak tilas' dan berziarah sebagai bentuk penghormatan kepada Jayabaya.

"Kita sebagai anak-cucu Nusantara tidak boleh melupakan para leluhur yang sudah membangun dan menjaga tanah Jawa," ungkap Eko, warga Desa Menang, Kediri yang tak jauh dari lokasi petilasan.

Prosesi ziarah biasanya dilakukan dengan berjalan bersimpuh menuju tiga prasasti moksa.

Meski bagi orang luar tampak mistis, masyarakat setempat memaknainya sebagai bentuk 'andhap asor' atau kerendahan hati dan penghormatan pada leluhur, tanpa memandang agama maupun latar belakang.

Bagi sebagian orang, kisah Jayabaya mungkin hanya legenda. Namun bagi masyarakat Kediri, cerita ini adalah bagian dari identitas dan nilai spiritual yang diwariskan lintas generasi.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi, menegaskan pentingnya melestarikan situs tersebut.

"Petilasan Sri Aji Jayabaya adalah salah satu peninggalan budaya di Kediri yang harus dijaga. Ritual sesaji Sri Aji Jayabaya bahkan telah terdaftar sebagai kekayaan intelektual komunal di Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2021," jelasnya.

Kini, Petilasan Pamuksan Sri Aji Jayabaya bukan sekadar situs sejarah, melainkan simbol keterhubungan antara masa lalu dan masa kini, tempat di mana legenda, spiritualitas, dan budaya Jawa berpadu dalam keheningan yang sakral.


(Luthfi Husnika/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved