Sebab, tidak ditemukan tanda-tanda congkelan pada jendela maupun pintu belakang. Apalagi rumah mereka memang tidak memiliki pagar, sehingga akses ke pintu utama sangat mudah.
"Saya yakin pelaku masuk lewat pintu depan. Saat berangkat kerja, pintu saya tutup tapi tidak saya kunci," jelasnya.
Situasi desa yang sepi pada malam hari membuat aksi perampok berjalan mulus tanpa ada yang mengetahui. Bahkan, suara gaduh di dalam rumah tidak terdengar oleh warga sekitar.
Video Call Terakhir
Duka mendalam juga dirasakan putri kedua korban, Mira Aji Pangestu (22).
Sehari sebelum tragedi, ia sempat melakukan panggilan video dengan sang ibu. Dalam percakapan berdurasi 24 menit itu, Enik bercerita soal rencananya membeli tanah dan rumah menggunakan tabungan Rp150 juta.
"Saya tak menyangka, itu adalah obrolan terakhir saya dengan ibu," ujar Mira dengan mata berkaca-kaca.
Mira menggambarkan ibunya sebagai sosok penyayang dan sabar dalam mendidik anak-anaknya. Kini, keluarga hanya bisa berharap polisi segera menangkap pelaku yang telah merampas harta sekaligus nyawa orang tercinta.
Polisi Bentuk Tim Khusus
Kasus ini kini ditangani Satreskrim Polres Nganjuk. Kapolres melalui Kasat Reskrim AKP Sukaca menegaskan pihaknya serius mengusut kasus perampokan yang merenggut nyawa Enik tersebut.
"Kami sudah membentuk tim khusus. Saat ini masih dalam proses penyelidikan, olah TKP, dan pemeriksaan saksi," tegasnya.
Polisi berharap masyarakat dapat memberikan dukungan dan doa agar pelaku segera terungkap.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com)