Perampokan di Ngronggot Nganjuk

Satreskrim Polres Nganjuk Bentuk Tim Khusus Ungkap Dugaan Perampokan di Ngronggot

Penulis: Danendra Kusuma
Editor: Sri Wahyuni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DUGAAN PERAMPOKAN : Suasana rumah Enik Mulya Ningsih (55) warga Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, pasca kejadian dugaan perampokan, Rabu (20/8/2025). Uang Rp 150 juta raib, pelaku juga diduga aniaya Enik hingga terluka parah

TRIBUNMATARAMAN.COM I NGANJUK - Satreskrim Polres Nganjuk tengah berupaya mengungkap kasus dugaan perampokan di Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Tim khusus pun dibentuk untuk menangani perkara ini. 

Kasat Reskrim Polres Nganjuk, AKP Sukaca mengatakan kasus perampokan di Desa Klurahan masih dalam proses penyelidikan dan pendalaman. 

Ia menengaskan pihaknya serius menangani kasus ini. 

"Langkah yang kami lakukan membentuk tim khusus," katanya, Rabu (20/8/2025). 

Pasca kejadian, lanjut Sukaca, sejumlah personel diterjunkan ke lokasi rumah korban.

Di sana petugas melaksanakan olah TKP, memeriksa saksi, serta mengumpulkan bukti. 

"Mohon bantuan dan doanya agar pelaku segera terungkap," terangnya. 

Diberitakan sebelumnya, kasus dugaan perampokan terjadi di sebuah rumah di Desa Klurahan, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk. 

Pelaku menggasak uang ratusan juta milik penghuni rumah, Enik Mulya Ningsih (55). 

Bukan hanya itu, pelaku begitu bengis dalam melancarkan aksinya. 

Diduga, pelaku turut menganiaya Enik hingga menderita luka parah di kepala dan wajah. 

Dugaan kasus perampokan ini diperkirakan Jumaji suami korban, terjadi pukul 19.00 WIB, Jumat (15/8/2025). 

Kala itu, Enik sedang berada di dalam rumah sendirian. 

Baca juga:  Anak Korban Perampokan di Nganjuk Sempat Video Call, Jadi Momen Terakhir Percakapan

Jumaji kebetulan ada pesanan memijat tetangga desa. Dia berangkat pukul 18.00 WIB. Pintu rumah dia tutup tanpa dikunci.

Sebagai informasi, pekerjaan sehari-hari Jumaji memang sebagai tukang pijat. 

Sementara, anak bungsunya, kerja sif malam di kedai kuliner kawasan Kelurahan Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Dua anak lainnya merantau. 

Pukul 20.00 WIB, ia tuntas memijat dan bergegas kembali ke rumah. 

Setibanya di halaman rumah, Jumaji melihat pintu rumah sudah dalam posisi terbuka lebar.

Awalnya tak ada kecurigaan di benak Jumaji.  Ia lantas meneruskan langkah kaki masuk ke rumah.

Selanjutnya, ia langsung berjalan mengarah ke kamar. 

Di situ, Jumaji terkejut mendapati istri tidur telungkup di lantai sembari mengluarkan suara mendengkur cukup keras. Kepalanya tertutup kain. 

Ia pun berusaha membangunkan dan memintanya tidur di kasur. 

Namun, sang istri tak merespons tatkala Jumaji membangunkannya.

Jumaji kemudian menyibak kain yang menutup kepala istri. 

Ternyata kepala belakang Enik terluka. Termasuk pipi kiri. Area dahi dan kelopak matanya bengkak. Ada darah juga mengucur. 

Jumaji dirundung panik. Dia sontak berteriak meminta tolong warga. Mendengar teriakan Jumaji, sejumlah warga keluar rumah. 

Mereka mendatangi rumah Jumaji memastikan apa yang terjadi. 

Bersamaan, Jumaji mengecek barang-barang di rumah. Tas milik istri yang biasa diletakkan di samping kasur raib. Tas itu berisi uang Rp 150 juta. 

Tak lama, Jumaji melarikan istri ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Kertosono guna mendapat pertolongan medis.

Sabtu (16/8/2025) pukul 15.00 WIB, tim medis memutuskan merujuk Enik ke RSUD Jombang.

Totalnya, Enik dirawat intensif di rumah sakit selama empat hari. Hingga akhirnya, Enik meninggal dunia tatkala dirawat intensif di RSUD Jombang, Selasa (19/8/2025) sekira pukul 10.00 WIB. 

 

(Danendra Kusuma/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik