Bahkan, menurutnya, justru tekanan dari diri sendiri terkadang menjadi penghalang terbesar Pecco. Pembalap asal Italia itu disebut terlalu keras memacu dirinya, hingga lupa memberi ruang untuk adaptasi alami di atas lintasan.
Tardozzi juga mengakui bahwa sebagian masalah Pecco terletak pada motor. Ducati belum sepenuhnya menemukan set-up yang membuat Bagnaia merasa nyaman, terutama di sektor pengereman dan saat memasuki tikungan.
"Kami sedang mengusahakan itu. Ketika kami menemukannya, saya yakin ia akan bisa bersaing langsung dengan Marc," katanya optimis.
Hal utama yang dianggap hilang dari diri Pecco bukan kecepatan, melainkan confidence. Rasa percaya diri yang sempat menjadi kekuatan utama Pecco musim lalu, kini masih belum kembali sepenuhnya.
"Dia tidak kekurangan kecepatan. Tapi, ia kehilangan rasa percaya diri yang memungkinkannya tampil lepas dan konsisten seperti musim lalu," ujar Tardozzi.
Ducati kini berada di titik yang menarik. Di satu sisi, mereka memiliki Marc Marquez yang tengah membara dan siap mendominasi. Di sisi lain, Francesco Bagnaia yang sedang mencari kembali ‘sentuhan ajaib’ yang pernah membawanya menjadi juara dunia.
Situasi ini menciptakan dinamika internal yang unik: dua pembalap top di satu garasi, dengan potensi perebutan gelar yang bisa semakin memanas jika performa Pecco kembali ke jalur terbaik.
“Jika kami bisa menemukan penyesuaian kecil itu, perebutan gelar juara akan menjadi milik Ducati. Dan itu akan terjadi antara dua rekan satu tim,” tandas Tardozzi.
Link Live Streaming MotoGP 2025
Jadwal MotoGP 2025 Lengkap